Jakarta, ILLINI NEWS – Rupee melemah terhadap dolar AS menjelang pengumuman suku bunga utama Bank Indonesia (BI). Kekhawatiran pasar menjelang pelantikan Donald Trump, pelarian investor asing, dan lonjakan indeks dolar telah membuat rupee anjlok.
Hari ini (15 Januari 2025), BI akan mengumumkan hasil RDG yang dilaksanakan pada 14-15 Januari 2025.
Konsensus 15 lembaga ILLINI NEWS secara pasti memperkirakan BI akan kembali mempertahankan suku bunga di angka 6%. Jika hal itu terjadi, BI akan mempertahankan suku bunganya selama empat bulan berturut-turut.
Satu hal menarik yang bisa dicermati, situasi nilai tukar mata uang Garuda justru banyak mengalami tekanan jelang rilis BI rate.
Rupee direvisi 0,36% menjadi rupee 16.318 per dolar, menurut data Refinitiv. Posisi tersebut merupakan yang terendah sejak Juli 2024 atau enam bulan terakhir.
Data AS meningkatkan indeks dolar dan membebani rupee
Dari Oktober 2024 hingga pertengahan Januari 2025, indeks dolar AS (DXY) naik, yaitu dari sekitar 100 ke level 110, naik 10% dalam waktu sekitar tiga bulan.
Lonjakan indeks dolar AS tidak lepas dari ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS (Fed) yang tampaknya tidak seagresif sebelumnya.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Pesimisme ini muncul ketika kondisi angkatan kerja AS tampak membaik, dengan gaji non-pertanian (nonfarm payrolls) yang lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah.
Selain itu, kemenangan Donald Trump atas Kamala Harris dalam pemilu AS membuat DXY semakin menguat karena pasar percaya bahwa dengan kemenangan Trump, akan semakin sulit untuk mengendalikan inflasi, terutama barang-barang yang diimpor ke Amerika akan dikenakan kenaikan tarif. , yang akan menyebabkan barang-barang AS menjadi lebih mahal secara keseluruhan.
Ketika inflasi tidak dapat diturunkan dan mencapai target The Fed sebesar 2%, kemungkinan besar The Fed akan mempertahankan suku bunga cukup tinggi untuk jangka waktu yang lama, atau dengan kata lain penurunan suku bunga akan merata. lebih besar. Hal ini jarang terjadi.
Situasi ini semakin parah pada 20 Januari 2025, ketika Trump dilantik di US Capitol. Pasukan keamanan tampaknya terus menjaga dan meningkatkan keamanan di Washington dan Gedung Kongres AS.
Ada risiko bahwa rupiah akan kesulitan untuk menguat dalam waktu dekat, terutama dengan adanya arus keluar neto devisa baru-baru ini baik dari obligasi pemerintah/SBN maupun obligasi rupiah Bank Indonesia.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email](ulang//)