Jakarta, ILLINI NEWS – Pada hari pertama pekan ini, harga batu bara acuan dunia ICE Newcastle ditutup melemah.
Merujuk data Refintiv, pada akhir Senin (6/1/2024) lalu, harga batu bara turun 2,90% atau hampir 3% menjadi USD 120,3 per ton.
Harga batu bara turun selama tiga hari berturut-turut dan merupakan yang terendah sejak 11 bulan atau Februari 2024.
Harga batu bara semakin lesu seiring dengan berkembangnya pembangkit listrik tenaga batu bara terbarukan (EBT) dan meningkatnya pasokan.
Baru-baru ini negara Tirai Bambu, China mengumumkan akan mulai membangun bendungan pembangkit listrik tenaga air.
Bendungan sepanjang 31 mil dengan kapasitas 300 miliar kWh ini akan dibangun di Tibet dan diproyeksikan lebih besar dari bendungan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia saat ini, Bendungan Tiga Ngarai, yang juga merupakan bendungan. dibangun oleh Tiongkok.
Sekalipun pengembangannya untuk proyek energi bersih. Namun, terdapat kekhawatiran internasional mengenai kerusakan ekologi dan pasokan air di desa-desa di hilir bendungan, khususnya di India.
Sementara itu, di sisi pasokan, laporan dari Media India melaporkan produksi batu bara dari tambang sibuk dan tambang komersial meningkat tajam hingga mencapai 34% menjadi 131,05 juta ton (MT) pada April-Desember 2024.
Diteliti oleh ILLINI NEWS
(tsn/tsn)