ILLINI NEWS Jakarta, Indonesia – Indonesia menghadapi krisis backlog milik rumah. Untuk selamat dari ini, tujuan manajemen Presiden Prabowo Su-uncover adalah untuk membangun 3 juta rumah setiap tahun di kota-kota dan pedesaan.
Ketua Gugus Tugas Perumahan (Satuan Tugas) dan Utusan Presiden di Iklim dan Energi Hashim S. Djodikusumo mengatakan bahwa sepuluh juta orang Indonesia masih belum memiliki rumah yang tinggal.
Jumlah ini bisa lebih besar jika dikombinasikan dengan orang -orang di daerah pedesaan. Oleh karena itu, pemerintah Presiden Prabowo Subianto akan mempromosikan pembangunan perumahan untuk mengurangi simpanan.
Backlog adalah indikator Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Pemerintah Jangka Menengah (RPJMN), yang mengukur kesenjangan (kesenjangan) antara permintaan dan penawaran perumahan.
Berdasarkan data yang diterbitkan BPS yang diterbitkan. Selama 14 tahun terakhir, simpanan perkembangan yang berubah pertumbuhan telah menjadi yang terendah tahun 2022, tetapi setidaknya 11,6 juta kendaraan.
Di antara mereka, menurut data Kemenpupr pada tahun 2022, kelompok berpenghasilan rendah (MBR) menyumbang 93%, sementara hingga 60% dari kelompok MBR adalah orang yang bekerja di sektor informal (Kemenpupr, 2022).
Melanjutkan pada tahun 2023, tarif Backlog naik menjadi 12,7 juta rumah.
Masalah utama adalah mengapa tingkat backlog Indonesia sangat tinggi adalah perumahan perumahan, tetapi pada saat yang sama, tidak ada cukup pasokan perumahan yang terjangkau (perumahan yang terjangkau).
Artinya, rumah yang ada sangat mahal sampai banyak orang tidak dapat dibeli.
Dengan demikian, di bawah pengawasan Presiden Prabowo, meluncurkan tiga juta rumah murah.
Telah dilaporkan bahwa rencana tersebut telah diarahkan oleh investor asing. Hashem menyebut Qatar salah satu investor yang bersedia membangun satu juta serikat di apartemen setelah Idul Fitri.
“Setelah Lebaran, investor dari Qatar ingin membangun sejuta apartemen.
Tolong jangan berhenti hingga 1 juta apartemen, dan Qatar juga berkomitmen untuk membangun hingga 5 juta apartemen dan rumah pedesaan.
“Kemudian, itu akan dibawa lagi menjadi 30.000 hingga 50.000 apartemen dan rumah di daerah pedesaan,” tambahnya.
Selain Qatar, investor lain yang bergabung dengan program ini adalah Abu Dhabi oleh perusahaan investasi Bumn Mubalad -nya.
Dia menjelaskan: “Investasi pemerintah Abu Dhabi oleh Mubabo Bumn adalah 1 juta. Ini adalah FDI (FDI), yang merupakan investasi langsung di sektor perumahan.”
ILLINI NEWS mempelajari orang Indonesia
(TSN/TSN)