Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks Saham Gabungan (IHSG) langsung turun setelah mencapai level 7.900. Perdagangan hari ini (3/10/2024) bahkan menyentuh level 7.500 atau turun 4,8%.
Berdasarkan data RTI, posisi IHSG Kamis (3/10/2024) pukul 13.20 WIB berada di level 7.528, turun 0,53% dari harga penutupan sebelumnya.
Menurut Pak Hosianna Situmorang, ada tiga faktor yang membuat indeks saham Indonesia turun.
“Outflow investor asing kembali terjadi pada minggu ini, terutama dari pasar saham dengan obligasi Rp 3 triliun,” kata Hosianna kepada ILLINI NEWS. ungkapnya, Selasa (3/10/2024).
Lalu, yang kedua adalah kekhawatiran investor terhadap pilihan tempat yang aman di tengah pengetatan. Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat.
Ketiga, indeks dolar berangsur-angsur meningkat karena rilis data perekonomian Amerika Serikat (AS) yang membaik secara perlahan seperti data ADP dan pernyataan ketua bank sentral AS; Federal Reserve/The Fed); Jerome Powell mengatakan prospek penurunan suku bunga di masa depan mungkin tidak sebesar masa lalu.
Kemudian, faktor yang mempengaruhi laju IHSG adalah outflow asing diarahkan ke Tiongkok seiring dengan besarnya stimulus.
Pada saat yang sama, Ahmad Mikail, Analis Sucor Sekuritas, menilai penurunan IHSG disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kenaikan harga minyak global.
“Pasar khawatir harga minyak global akan naik dan harga minyak akan naik signifikan. Jika Israel menyerang ladang minyak Iran, maka akan terkena dampak perang ini yang mengimpor 1,4 juta barel minyak,” kata Ahmad Mikail kepada ILLINI NEWS. .
Harga minyak mentah global naik 1 persen pada perdagangan hari ini karena para pelaku pasar menyaksikan konflik antara Israel dan Iran memasuki fase baru.
Berdasarkan data Refinitiv yang diperdagangkan pada pukul 07.57 WIB Kamis (10/3/2024), harga minyak mentah Brent mencapai rekor tertinggi US$74,56 per barel, naik 0,89% dari posisi kemarin. Pada saat yang sama, indeks West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat meningkat 1% menjadi 70,79 dolar AS per barel.
Meningkatnya hubungan geografis antara Iran-Israel-Lebanon membuat pasar membingungkan dan penuh ketidakpastian.
“Sepertinya ada pengaruh global, rasa risiko, akibat kebangkitan geopolitik di Timur Tengah,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto kepada ILLINI NEWS.
Serangan rudal besar-besaran terhadap Israel terjadi pada Selasa (1/10/2024), beberapa jam setelah pejabat Gedung Putih memperingatkan bahwa Iran berencana menyerang Teheran di masa lalu.
Beberapa roket berhasil mencegat langit di atas Yerusalem, namun tampaknya sebagian besar masih terus melakukan perjalanan ke perbatasan dan Israel tengah dengan ledakan jarak jauh. Banyak orang berhenti dan menyaksikan rudal terbang di atas kepala dalam serangan yang tampaknya belum pernah terjadi sebelumnya di pinggir kota tua.
Setelah sekitar 10 menit, rudal tersebut mendeteksi gelombang kedua, kali ini melewati kota dari arah yang berbeda. Cahaya dari upaya penindasan terlihat di langit dengan ledakan yang keras.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa tidak ada laporan korban jiwa di lapangan setelah Iran menembakkan sekitar 200 rudal.
Ia kembali menegaskan tidak ada ancaman senjata yang datang dari Iran, namun Israel tetap siap.
Iran telah berjanji untuk membalas serangan Israel terhadap militan di Timur Tengah, termasuk Iran dan Hizbullah.
Riset ILLINI NEWS (Etnis/Agama) Tonton video di bawah ini: Prabowo: Popularitas mutlak; Tidak dapat dinegosiasikan.