JAKARTA, ILLINI NEWS – Vietnam menjadi raksasa baru di Asia Tenggara (ASEAN). Perkembangan Vietnam yang luar biasa bahkan memungkinkannya mengalahkan pesaingnya seperti Indonesia.
Data terakhir menunjukkan perekonomian Vietnam akan tumbuh sebesar 7,09% pada tahun 2024, atau lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 6,5%. Pertumbuhan ini menjadikan Vietnam sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di ASEAN.
Angka terbaru ini lebih cepat dibandingkan ekspansi sebelumnya pada tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh kuatnya ekspor dan kuatnya arus masuk investasi asing.
Pertumbuhan sebesar 7,09% menunjukkan pemulihan yang luar biasa, menjadikan negara ini titik terang dalam perekonomian regional, kata direktur Kantor Pusat Statistik (GSO) Nguyen Thi Huynh seperti dikutip oleh Reuters.
Mei Xiang mengungkapkan pemulihan ekonomi mengalami percepatan sepanjang tahun dan menunjukkan kemajuan yang stabil setiap kuartal.
Jika ditilik lebih jauh, pada tahun 2013 hingga 2023, Vietnam dan Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya. Baru pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melampaui Vietnam. Pandemi tersebut menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk pada tanggal 19.
Dari sisi industri, industri jasa menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun dengan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB sebesar 49,46% atau meningkat sebesar 7,38%.
Sementara itu, tingkat kontribusi sektor industri, konstruksi, pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap pertumbuhan PDB masing-masing sebesar 45,17% dan 5,37%, dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 8,24% dan 3,27%.
Perekonomian Vietnam ditopang oleh tiga sektor utama: pertanian, industri (termasuk manufaktur), dan jasa.
Sebelumnya, pada tahun 2023, sektor jasa juga tercatat menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi sebesar 44,63% terhadap PDB negara.
Pada tahun 2023, sektor industri, termasuk konstruksi dan manufaktur, menyumbang 32,72% PDB Vietnam. Manufaktur adalah lapangan kerja terbesar kedua di negara ini.
Industri-industri besar seperti batubara, hidrokarbon, listrik, semen dan baja telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Vietnam adalah produsen minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara. Industri bernilai tambah tinggi seperti mobil, elektronik, dan teknologi komputer terus menarik investasi asing dalam jumlah besar.
Pertanian akan menyumbangkan 11,99% PDB pada tahun 2023, dan mempekerjakan sekitar 14 juta orang, menjadikannya sektor yang menyediakan lapangan kerja terbesar di antara semua industri. Vietnam adalah pengekspor produk pertanian terkemuka di dunia seperti beras, kopi, kacang mete, jagung, lada, ubi jalar, kacang tanah, kapas, karet, dan teh.
Hal ini sangat berbeda dengan sektor pengolahan/manufaktur di Indonesia yang merupakan penyumbang PDB terbesar menurut sektor usaha sebesar Rp3,90 triliun pada tahun 2023.
Sementara itu, dari sisi manufaktur, menurut data S&P Global, Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur di Vietnam dan Indonesia tidak berbeda signifikan.
Sepanjang tahun 2024, rata-rata PMI manufaktur Vietnam dan Indonesia masing-masing adalah 51 dan 51,07.
Sementara jika dilihat lebih detail, PMI manufaktur Indonesia memimpin pada Januari hingga Mei 2024, namun tertinggal dibandingkan Vietnam pada Juni hingga Agustus 2024.
Namun pada akhir tahun, tepatnya pada Desember 2024, PMI manufaktur Indonesia meningkat dari kisaran kontraksi menjadi 51,2. Berbeda dengan Vietnam yang tampak menurun dari 50,8 pada November 2024 menjadi 49,8 pada akhir tahun.
Dari sisi ekspor, Vietnam terkenal dengan ekspornya yang kuat, sehingga pada akhirnya mendongkrak perekonomiannya.
Pada tahun 2024, ekspor Vietnam meningkat 14,3% mencapai US$405,53 miliar. Ekspor Thailand dua kali lipat dibandingkan Indonesia. Hingga Januari-November 2024, ekspor Indonesia hanya sebesar US$241,25 miliar. Penjualan barang elektronik, telepon seluler, pakaian jadi, dan produk pertanian menyebabkan lonjakan ekspor.
Begitu pula jika dicermati, ekspor Vietnam secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan Indonesia secara bulanan pada Januari-November 2024 dengan selisih rata-rata sebesar US$11,51 miliar. Faktanya, nilai ekspor Vietnam jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, sehingga selisihnya mencapai US$14,39 miliar pada Agustus 2024.
Skala investasi Vietnam sangat besar
Tanda-tanda positif bagi perekonomian Vietnam tidak hanya tercermin dalam pertumbuhan PDB dan ekspor yang tinggi, namun investasi Paman Ho ke negara tersebut tampaknya tumbuh dengan baik.
Arus masuk modal asing kuat dan investasi di Vietnam juga berkembang pesat. Sepanjang tahun 2024, penanaman modal asing langsung/FDI akan tumbuh sebesar 9,4% mencapai US$ 25,35 miliar.
Data dari VietnamPlus menunjukkan bahwa 3.375 proyek baru senilai US$19,7 miliar telah disetujui, meningkat sebesar 1,8% dibandingkan tahun sebelumnya dan mengalami penurunan sebesar 7,6%. FDI mengalir ke 18 dari 21 sektor ekonomi Vietnam, dengan sektor manufaktur dan pengolahan menyumbang US$25,58 miliar dan sektor real estate menyumbang US$6,31 miliar.
Dari sudut pandang investor, terdapat 114 negara dan wilayah yang telah melakukan investasi di Vietnam. Singapura menduduki puncak daftar dengan $10,21 miliar, diikuti oleh Korea Selatan, Tiongkok, Hong Kong, dan Jepang.
Badan Penanaman Modal Asing Kementerian Perencanaan dan Penanaman Modal menyatakan bahwa penanaman modal asing mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi Vietnam.
Meskipun investasi asing langsung terdaftar atau total investasi langsung sedikit menurun, peningkatan modal baru pada proyek yang ada (50,4%) dan jumlah proyek baru (1,8%) mencerminkan kepercayaan investor yang kuat. Implementasi proyek-proyek besar di sektor-sektor seperti semikonduktor, energi dan industri teknologi tinggi telah memperkuat transformasi ekonomi lokal.
Sementara data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan total penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia pada Januari-September 2024 mencapai US$43,63 miliar dengan total proyek mencapai 95.275 proyek.
Namun jika pertumbuhan Indonesia tidak kunjung membaik, terutama dari sisi ekonomi, bukan tidak mungkin investasi asing langsung (foreign direct investment) akan menyasar Vietnam di masa depan, karena Vietnam memiliki keunggulan dibandingkan Indonesia.
Jika melihat data lain yakni ASEAN Statistical Yearbook 2024, Indonesia masih menjadi pilihan investor asing. Namun, jumlah ini mengalami stagnasi sekitar $20 miliar. Investasi asing di Indonesia meningkat sebesar 20% antara tahun 2013 dan 2022, sedangkan di Vietnam meningkat sebesar 101%.
Investasi di Vietnam menarik
KPMG, salah satu firma profesional terbesar di Vietnam, mengemukakan setidaknya ada empat hal yang membuat Vietnam menarik bagi investor.
1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Perekonomian Vietnam telah berkembang selama bertahun-tahun, menjadikannya tujuan yang menarik bagi investor asing. Pertumbuhan eksponensial ini didorong oleh industri manufaktur yang kuat, industri teknologi yang berkembang pesat, dan kelas menengah yang berkembang pesat.
2. Tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing
Vietnam memiliki populasi muda dan terpelajar, sehingga menyediakan sumber daya manusia yang siap untuk bisnis asing.
3. Lokasi strategis
Vietnam terletak di persimpangan jalur perdagangan global, dengan akses yang tak tertandingi ke pasar-pasar utama di Asia, Eropa dan Amerika.
4. Pengurangan investasi
Manfaatkan lingkungan yang ramah bisnis dengan insentif menarik, keringanan pajak, dan peraturan yang disederhanakan bagi investor asing. Pemerintah Vietnam telah menerapkan sejumlah kebijakan dan reformasi untuk menarik investasi asing, menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi dunia usaha.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email](ulang//)