JAKARTA, ILLINI NEWS – Nilai tukar won Korea Selatan terhadap dolar AS tampaknya anjlok ke level terendah dalam dua tahun terakhir.
Dari laporan Refinitiv, Won Korea Selatan sempat menyentuh KRW1.424,14/US$ pada 6 Desember 2024. Sedangkan pada pukul 11:09 WIB siang tadi, Won Korea Selatan kembali turun hingga KRW1.435,29/US$.
Secara mingguan, minggu sebelumnya merupakan salah satu rekor terendah dengan penurunan sebesar 2,11 persen.
Salah satu penyebab utamanya adalah kekacauan di Korea Selatan, terutama setelah Presiden Eun Suk-yeol mengumumkan darurat militer. Hal ini memicu kerusuhan politik di negara tersebut.
‘Kegaduhan’ ini bermula saat Yun mengumumkan darurat militer pada tengah malam pada Selasa (3/12/2024). Dia menuduh para pengunjuk rasa sebagai “kekuatan anti-nasional Korea Utara” dan mengatakan mereka telah menciptakan krisis yang mengancam tatanan konstitusional.
“Saya akan mengumumkan darurat militer untuk melindungi Republik Merdeka Korea dari ancaman kekuatan komunis Korea Utara dan untuk menghancurkan kekuatan anti-pemerintah Korea Utara yang menindas kebebasan rakyat kami,” lapor The Guardian.
Sementara itu, Won Korea Selatan turun dari KRW1,403.96/US$ menjadi KRW1,443.4/US$ intraday menjadi ditutup pada KRW1,414.47/US$.
Keputusan Darurat Militer Keputusan darurat militer di Korea Selatan telah memicu kekhawatiran luas, karena keputusan tersebut memperbolehkan penangkapan tanpa surat perintah, membatasi kebebasan berkumpul, dan menerapkan kontrol militer total terhadap media.
Keesokan harinya (4/12/2024), Won Korea Selatan tampak menguat 0,24% ke KRW1.411,13/US$. Hal ini terjadi setelah Presiden Yun mengumumkan darurat militer dalam pidatonya di televisi. Dia mengatakan kabinet telah menyetujui penarikan pasukan dan meminta para prajurit kembali ke barak.
“Kami menerima permintaan Majelis Nasional dan mencabut darurat militer pada rapat kabinet,” katanya.
Meskipun keadaan darurat militer telah dicabut, ketegangan dan kekacauan di Korea Selatan masih terkepung dan berdampak pada mata uangnya yang berada di bawah tekanan.
Pemerintahan Korea Selatan masih berantakan.
Situasi politik di Korea Selatan terus memanas. Partai oposisi utama negara itu mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan mencoba lagi untuk memakzulkan Presiden Eun Suk-yeol setelah pria berusia 63 tahun itu mengumumkan darurat militer.
Dakwaan baru ini muncul setelah Yoon Suk Yeol, yang dipimpin oleh Partai Kekuatan Rakyat (PPP), menghindari dakwaan pertama pada hari Sabtu karena boikot oleh partainya. Hal ini menyebabkan gagalnya proses pemakzulan ketika Senedd mengajukan mosi percaya kepada Presiden.
Agence France-Presse mengutip Lee Jae-ming, pemimpin oposisi utama Partai Demokrat, yang mengatakan, “Pada 14 Desember, Partai Demokrat kami akan memakzulkan Yoon atas nama rakyat.”
Faktanya, polisi Korea Selatan kemarin menangkap menteri pertahanan, yang bertanggung jawab atas operasi darurat militer, setelah menteri dalam negeri kabinet mengundurkan diri. Mereka dan Yun kini sedang diselidiki atas tuduhan kekerasan.
Survei ILLINI NEWS
[dilindungi email] (ulasan / ulasan)