illini berita RI Ketiban Durian Runtuh dari Barang Kesayangan Nyi Roro Kidul

Jakarta, ILLINI NEWS- Bunga Sedap Malam sudah lama dikenal tidak hanya karena wanginya, tapi juga cerita yang melingkupinya. Dalam banyak legenda setempat, bunga dianggap sebagai simbol kehadiran makhluk halus.

Aroma yang muncul di malam hari seringkali dikaitkan dengan hal-hal gaib, sehingga menciptakan suasana misteri yang menggairahkan sekaligus meresahkan umat beriman. Namun di balik keindahannya, sedap malam selalu menarik perhatian siapa pun yang berani mendekat.

Bunga sedap malam juga erat kaitannya dengan legenda penguasa Laut Selatan, Nyi Roro Kidul. Bunga tersebut konon merupakan bunga kesukaan Nyi Roro Kidul. Dalam persembahan kepada Nyi Roro Kidul, bunga Sedap Malam dipersembahkan sebagai persembahan.

Jika dongeng menyembunyikan pesonanya, penggunaan bunga justru membawa kita kembali ke kenyataan sebenarnya. Di Indonesia, bunga tidak akan pernah hilang dalam upacara keagamaan dan pernikahan, membawa simbol kesucian dan kesuburan. Sementara di luar negeri, khususnya Perancis dan India, sedap malam sudah lama menjadi bahan baku parfum kelas dunia.

Dalam industri parfum dunia, penggunaan bunga sedap malam telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam pembuatan parfum berkualitas. Laporan Grand View Research menyatakan bahwa segmen wewangian premium akan mendominasi pasar dengan pangsa lebih dari 55% pada tahun 2022.

Tren ini disebabkan adanya kebutuhan akan produk-produk yang berkualitas dan unik, dimana bunga sedap malam banyak dimanfaatkan karena keharuman dan keindahannya. Selain itu, wanita mendominasi pasar dengan 62,85% dari seluruh konsumen parfum dan banyak parfum premium menggunakan sedap malam sebagai bahan utamanya.

Tuberose telah menemukan rumah dalam botol parfum yang indah, menyebarkan misterinya ke seluruh penjuru dunia.

Produksi sedap malam di Indonesia mengalami naik turun selama bertahun-tahun. Meski wanginya harum, namun perjalanan menghasilkan bunga ini di Indonesia penuh dengan perubahan,

Angka Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi bunga mencapai 123,5 juta tanaman pada tahun 2019. Namun setelah itu produksinya menurun dengan rekor pada tahun 2023 hanya mencapai 103,1 juta saja. Faktor seperti perubahan permintaan pasar dan iklim menjadi beberapa penyebab perubahan tersebut, menurut BPS.

Menariknya, permintaan bunga sedap malam cenderung meningkat pada saat hari raya seperti Idul Fitri dan Natal. Seperti dilansir Pasuruankab.go.id, permintaan bunga ini semakin meningkat setiap menjelang hari raya, terutama di daerah produksi seperti Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun produksi secara umum menurun, namun ada kalanya permintaan dapat meningkatkan angka penjualan bunga tersebut.

Tak hanya di dalam negeri, sedap malam pun mulai merambah pasar internasional. Negara-negara Timur Tengah yang kecintaannya terhadap parfum tradisional menjadi sasaran ekspor utama. Di dunia yang semakin mengglobal, sedap malam tidak lagi menjadi bunga lokal dengan sejarah misterius, namun juga menjadi pemain di kancah parfum global. Namun, seperti kisah luar biasa penuh detail, perjalanan ekspor tidaklah mudah, keterbatasan kualitas dan kuantitas produksi menjadi bayang-bayang yang terus mengikuti.

Mengingat penurunan produksi sejak tahun 2019, timbul pertanyaan mengenai masa depan sedap malam di Indonesia.

Apakah sektor ini akan terus terpuruk atau justru tumbuh kembali dengan adanya inovasi di bidang pertanian dan pengolahan? Laporan Departemen Pertanian menyebutkan bahwa pertanian modern dan akses terhadap teknologi pertanian mungkin menjadi kunci peningkatan produksi. Masa depan produk bergantung pada kemampuan pelaku industri dalam menjaga kualitas dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar.

Pada akhirnya, tuberkulosis adalah bunga bermuka dua, yang satu hidup dalam budaya rakyat dan satu lagi yang berjuang di ladang petani. Di balik keharumannya terdapat harapan masa depan cerah bagi industri bunga Indonesia.

Riset ILLINI NEWS [dilindungi email]

(emb/emb) Simak videonya di bawah ini: Prabowo: Turun total, mustahil!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *