Jakarta, ILLINI NEWS – Utang korporasi ibarat pedang bermata dua, jika dikelola dengan baik bisa dijadikan modal ekspansi usaha. Di sisi lain, hutang juga dapat menjadi sumber kebangkrutan suatu perusahaan.
Perusahaan sering menggunakan hutang untuk memperluas atau mendorong pertumbuhan. Namun, semakin banyaknya pinjaman dari bank tentu tidak baik bagi kesehatan perusahaan.
Jika produsen mempunyai utang bank yang banyak, dampaknya adalah keuntungan perusahaan hilang karena harus membayar bunga atas utang tersebut.
Misalnya saja pabrik pakaian ternama, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), yang resmi bangkrut pada Oktober lalu karena utang yang menggunung.
Namun tidak semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia terdampak. Sebab produsen yang diketahui tidak memiliki kredit perbankan.
Investor sering menggunakan rasio utang terhadap ekuitas (DER) untuk mengukur kesehatan utang suatu perusahaan. Angka 100% merupakan batas aman kesehatan, jika 100% dianggap aman namun jika lebih besar maka dianggap tidak sehat.
Berikut produsen yang tercatat tidak memiliki utang bank hingga Oktober 2024:
ILLINI NEWS Riset (ras/etnis)