JAKARTA, ILLINI NEWS – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjio memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,25% pada tahun 2025.
Proyeksi tersebut masuk dalam asumsi perekonomian yang lebih luas dalam Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia atau RATBI 2025. Termasuk proyeksi inflasi hanya sebesar 2,5% dan nilai tukar rupiah sebesar Rp15.285 terhadap dolar AS.
“Kami sudah lama mengkomunikasikan ide-ide yang berbeda,” kata Perry saat rapat pimpinan dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Khusus pertumbuhan ekonomi, asumsi makro dalam RATBI 2025 lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebesar 5,06%. Hal ini dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi domestik, peningkatan investasi khususnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (NSP) dan prospek kinerja ekspor yang masih baik.
Sedangkan untuk inflasi, Perry memperkirakan akan lebih tinggi dari perkiraan pada tahun 2024, yaitu rata-rata 2,36%. Dipengaruhi oleh inflasi inti yang masih berada dalam kisaran sasarannya sebesar 2,5% plus minus 1%, dan kemampuan perekonomian yang masih mampu merespons permintaan domestik.
Berikutnya, inflasi impor atau deflasi akibat fluktuasi nilai tukar rupee terhadap dolar AS diperkirakan akan terus terkendali dan menjaga stabilitas nilai tukar rupee, seiring dengan dampak positif peningkatan digitalisasi.
Sementara itu, ia memperkirakan inflasi harga bahan pangan yang berfluktuasi akan tetap terkendali didukung oleh koordinasi pengendalian inflasi melalui Forum GNPIP oleh Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah.
Terakhir, untuk nilai tukar rupiah, ia memperkirakan pada tahun 2025 akan menguat dibandingkan perkiraan pada tahun 2025 sebesar Rp15.740/USD, karena nilai tukar rupiah relatif lebih baik dibandingkan devaluasi banyak mata uang. Negara-negara di kawasan dan secara global.
Ke depan, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah akan tetap stabil sejalan dengan komitmen Bank Indonesia terhadap kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah, disertai dengan imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan yang berkelanjutan baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
(arj/mij) Saksikan video di bawah ini: Video: Bankir Jelaskan Dampak Era Trump 2.0 Terhadap Rupee dan IHSG serta SBN Artikel Selanjutnya AS-Eropa Dukung Perekonomian Global di 2024, China Runtuh