Jakarta, ILLINI NEWS – Sensor lidar buatan China dilaporkan dapat membahayakan militer AS. Sensor-sensor ini disebut berpotensi menjadi alat peretasan dan sabotase selama konflik geopolitik yang sedang berlangsung.
Menurut laporan lembaga pemikir di Washington, AS menyerukan larangan penggunaan sensor semacam itu pada peralatan pertahanan Amerika.
Teknologi sensor lidar Tiongkok menggunakan laser untuk menghasilkan peta digital tiga dimensi dari area sekitarnya.
Meskipun sering ditemukan dalam sistem bantuan pengemudi di industri otomotif, sensor ini juga digunakan di infrastruktur penting seperti pelabuhan, yang membantu mengotomatiskan derek.
Militer AS juga sedang mempertimbangkan bagaimana menggunakan teknologi ini untuk kendaraan militer otonom. Namun, Yayasan Pertahanan Demokrasi mengatakan dalam sebuah laporan bahwa sensor lidar, yang sering terhubung ke internet, menggunakan prosesor canggih yang memungkinkan penyembunyian kode berbahaya atau pintu belakang firmware yang sulit dideteksi.
Badan tersebut menyebut sensor lidar yang digunakan oleh Tiongkok sebagai trojan perangkat keras yang dapat dieksploitasi oleh pemerintah Tiongkok, yang berdasarkan undang-undang dapat memaksa perusahaan untuk mematuhi arahan keamanan negara.
Sistem laser berbasis satelit juga dapat digunakan untuk menjebak atau menonaktifkan sensor ini di sebagian wilayah AS.
“Meskipun sensor lidar Tiongkok mungkin lebih murah, biaya sabotase dan pengawasan jangka panjang lebih besar daripada penghematannya,” kata Craig Singleton, salah satu penulis laporan tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (3/12/2024).
Badan tersebut merekomendasikan agar anggota parlemen AS melarang pembelian lidar untuk peralatan pertahanan oleh Tiongkok dan pemerintah negara bagian AS melarang penggunaannya pada infrastruktur penting.
Lembaga pemikir AS juga menyarankan agar para pembuat kebijakan AS bekerja sama dengan negara-negara sekutu seperti Jerman, Kanada, Korea Selatan, Israel, dan Jepang untuk menciptakan rantai pasokan lidar alternatif untuk Tiongkok. (fab/fab) Tonton video di bawah ini: Video: Kemenperin Ungkap Nasib Investasi iPhone 16 & 16 Triliun di Apple Artikel Selanjutnya China Lebih Sejahtera Dibanding Amerika, Data Ungkap Fakta Mengejutkan