Jakarta, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS setelah Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia (BOP).
Refinitiv melaporkan, rupiah dibuka menguat 0,09% ke Rp 15.905/US$ hari ini Jumat (22/11/2024). Berbeda dengan penutupan perdagangan kemarin (21/11/2024) yang turun 0,38%.
Sedangkan DXY menguat 0,06% menjadi 107,03 pada pukul 08:58 WIB. Indikator ini lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin sebesar 106,97.
Saat ini, para pemimpin rupee berasal dari dalam dan luar negeri.
Dari dalam negeri, BI kemarin merilis data transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia (BOP) yang terlihat cukup mengesankan.
Data transaksi berjalan triwulan III tahun 2024 kembali menunjukkan defisit sebesar $2,2 miliar (0,6% PDB). Angka tersebut turun dibandingkan defisit sebesar $3,2 miliar (0,9% PDB) pada triwulan II tahun 2024. Rilis data ini menandai triwulan keenam berturut-turut yang mengalami defisit.
Sedangkan pada triwulan III tahun 2024, data NPI mengalami peningkatan yang sangat signifikan sehingga membaik untuk mendukung ketahanan eksternal. Pada kuartal ketiga tahun 2024, NPI mencatatkan laba sebesar $5,9 miliar dibandingkan sebelumnya kerugian sebesar $0,6 miliar pada kuartal kedua tahun 2024.
Peningkatan saldo positif neraca modal dan transaksi keuangan serta penurunan defisit pos-pos neraca pembayaran berjalan berkontribusi terhadap surplus NPI. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa meningkat dari USD 140,2 miliar pada akhir Juni 2024 menjadi USD 149,9 miliar pada akhir September 2024, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah, serta melebihi standar kepatuhan internasional dalam jangka waktu 10 tahun. sekitar 3 bulan setelah impor.
Namun sentimen eksternal justru memberikan tekanan pada mata uang Garuda setelah Rusia kemarin meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dari wilayah Astrakhan di selatan negara itu untuk menyerang Ukraina. Ini adalah pertama kalinya Rusia menggunakan rudal jarak jauh yang kuat ini dalam perang yang berlangsung selama 33 bulan.
Rudal balistik antarbenua biasanya dirancang untuk memiliki jangkauan ribuan kilometer dan dapat membawa hulu ledak nuklir, meskipun dalam beberapa kasus rudal tersebut juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional.
Hal ini membuat DXY kembali menguat dan rupee berpeluang mengalami koreksi.
STUDI ILLINI NEWS
(rev/rev) Simak video di bawah ini: Video: Masih penuh tekanan, ‘ancaman’ IHSG turun hingga 7.000 Artikel berikutnya Investor asing keluar dari Indonesia, dolar naik ke Rp 16.465