Jakarta, ILLINI NEWS – Banyak ekonom yang menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto membentuk kabinet “gemuk” adalah sah. Namun banyak faktor yang perlu diperhatikan terkait ukuran kabinet ini agar fungsi-fungsi penting tetap dapat digunakan.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Falianty mengatakan, keputusan proyek-proyek di suatu negara ditentukan oleh perekonomian. Ia mengatakan, semakin tinggi perekonomian maka peran pemerintah di dalamnya semakin berkurang sehingga lapangan kerja seharusnya semakin sedikit.
“Misalnya Amerika Serikat hanya punya 15 misi, karena peran dunia usaha versus pemerintah masih kuat,” kata Telisa saat dihubungi, Kamis (24/10/2024).
Sebaliknya, jika perekonomian masih membutuhkan lebih banyak pekerjaan pemerintah, maka jumlah lapangan kerja akan terus meningkat. Menurutnya, situasi inilah yang sedang dihadapi Indonesia.
Ia mengatakan banyaknya departemen tidak akan menjadi masalah jika masing-masing organisasi dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Maka untuk mengeceknya, Telisa menilai Prabowo harus membuat indikator kinerja semua proyek.
“Pemerintah harus memberikan kejelasan CPI, dan insentif serta disinsentif juga harus ditetapkan dengan jelas untuk proyek/organisasi yang dapat memenuhi target dan yang tidak,” ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo mengakui jumlah pimpinannya yang berjumlah 48 orang terlalu besar. Namun, dia mengatakan jumlah loket tersebut disesuaikan dengan luas wilayah Indonesia. Ia mengatakan luas wilayah Indonesia sama dengan Eropa Barat. Dengan luas permukaan yang sama, kata dia, Eropa terdiri dari 27 negara, artinya setiap negara memiliki total 27 Menteri Keuangan.
Aviliani, ekonom senior di Institute for Economic Development and Finance (Indef), juga berbicara tentang besarnya kabinet Prabowo. Ia menilai Prabowo menggunakan kekuatan politik yakni memberikan lapangan pekerjaan kepada pengikutnya. Avilani menilai hal itu dilakukan karena Prabowo ingin menciptakan stabilitas politik.
Tampaknya keamanan adalah sesuatu yang dijunjung tinggi oleh Prabowo, katanya.
Ia mengatakan, dengan kabinet yang kuat, seharusnya Prabowo bisa menjadi pemimpin yang kuat. Sebab, hanya dengan cara itulah Prabowo bisa memimpin kelompok besar tersebut untuk melaksanakan aturan yang telah ditetapkan.
(rsa/haa) Simak video di bawah ini: Video: Kabinet, Anggaran, dan Persatuan Prabowo yang “gemuk” jadi tantangan Artikel selanjutnya Video: Kabinet Prabowo yang Gendut, RI Apakah diciptakan bernilai atau sekadar “sepotong kue”?