JAKARTA, ILLINI NEWS – Beberapa pengguna X yang menyebarkan konten menyesatkan seputar pemilihan presiden (Pilpress) Amerika Serikat (AS) rupanya telah menerima pembayaran ribuan dolar AS dari platform Elon Musk.
Pembuat konten di X menggunakan gambar yang dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) dan menyertakan teori konspirasi yang mempolarisasi pemilih.
Berdasarkan laporan BBC yang dikutip Rabu (30/10/2024), ia mengaku melakukan pembayaran yang menggiurkan dari Platform X.
BBC mengidentifikasi jaringan puluhan akun yang saling berbagi konten menyimpang beberapa kali sehari.
Konten yang dibagikan mencakup campuran fakta yang benar, informasi yang sepenuhnya salah, dan konten palsu sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan dalam jumlah besar dari platform tersebut.
Beberapa pembuat konten X melaporkan bahwa beberapa akun mereka menghasilkan pendapatan ratusan hingga ribuan dolar AS.
Mereka berkoordinasi dengan pemegang rekening lainnya. Faktanya, mereka memiliki forum dan grup online untuk “saling membantu,” kata salah satu pengguna.
Beberapa dari jaringan ini mendukung Donald Trump, sementara banyak di antaranya juga mendukung Kamala Harris. Ada juga pembuat konten yang independen dan netral.
Meski banyak yang mengakui bahwa mereka tidak berafiliasi dengan tim kampanye mana pun, mereka mengakui bahwa mereka telah didekati oleh beberapa politisi AS, termasuk kandidat kongres, untuk mendukung mereka dalam persaingan politik.
Pada tanggal 9 Oktober, X mengubah aturan untuk membayar kreator di platformnya. Pengguna yang berhak mendapatkan uang harus mencapai jangkauan yang signifikan dan dihitung berdasarkan jumlah keterlibatan pengguna premium termasuk suka, berbagi, dan komentar.
Jadi penghasilan mereka tidak hanya bergantung pada jumlah iklan yang dipasang di postingan mereka.
Banyak pembuat media sosial dibayar melalui postingan atau konten bersponsor mereka. Namun, pembuat aturan media sosial lainnya mengizinkan profil untuk diblokir atau ditangguhkan jika mereka ketahuan menyebarkan informasi palsu.
X tidak memiliki panduan yang sama pada platformnya untuk memerangi misinformasi.
Meski basis pengguna X tidak sebesar media sosial lainnya, namun pengaruhnya besar terhadap wacana politik. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah X mendorong pengguna untuk mengunggah informasi yang menyesatkan dan menghasut melalui akun mereka.
BBC juga menemukan bahwa banyak postingan hoax di X menyebar ke media sosial lain dengan audiens yang lebih besar seperti Facebook dan TikTok.
X tidak segera menanggapi permintaan komentar BBC mengenai mekanisme insentif bagi pengguna. X juga tidak menanggapi permintaan wawancara dengan Elon Musk selaku pemilik platform. (Fab/Fab) Tonton video di bawah ini: Video: Musk Bikin Robotaxis, Tesla Berhenti Bikin Mobil Listrik Artikel selanjutnya Elon Musk Ketahuan Jual Saham Ilegal Rp 122 T, Investor Tesla Marah