Sanur, ILLINI NEWS – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan penanaman modal asing langsung (FDI) di negara-negara Asia Tenggara akan mencapai US$230 miliar pada tahun 2023. tercapai yaitu sebesar 3,647 triliun dolar (dengan asumsi nilai tukar Rp 15.860 per dolar AS).
Elliott mengatakan statistik perolehan FDI ASEAN berasal dari Laporan Investasi ASEAN 2024 yang diterbitkan oleh Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD).
Berdasarkan Laporan Investasi ASEAN 2024 yang diterbitkan UNCTAD, aliran masuk investasi asing langsung (FDI) ke ASEAN akan mencapai US$230 miliar pada tahun 2023, ujarnya pada ASEAN Mining Conference (AMC) 2024. Dijelaskan dalam Miro Sanwar. Bali, Senin (18/11/2024).
Keberhasilan FDI ini, menurut Elliott, merupakan keberhasilan di tengah penurunan investasi asing global yang mencapai 10%. Namun, Elliott mengatakan aliran masuk FDI ASEAN pada tahun 2023 hanya meningkat sebesar 1 persen dibandingkan aliran FDI ASEAN tahun lalu, yakni tahun 2022.
“Peningkatan tahunan ketiga berturut-turut ini memperkuat posisi ASEAN sebagai penerima FDI terbesar di kawasan berkembang, yang menyumbang 17% dari arus masuk global, menjadi 16,5% pada tahun 2022,” Dia menambahkan.
Di sisi lain, Elliott mengatakan tren peningkatan investasi berasal dari investasi pengembangan sektor energi baru terbarukan (EBT). Investasi pembangkit EBT dimulai dari sisi hulu, antara lain sektor pertambangan dan pengolahan lanjutan, hingga sektor hilir.
“Pada periode 2020-2023, industri terkait energi terbarukan telah menarik rata-rata lebih dari USD 27 miliar per tahun dalam proyek investasi greenfield yang diumumkan, yang mencakup 25 persen dari total (investasi),” jelasnya.
Elliott mengatakan, pertumbuhan FDI di ASEAN membuktikan bahwa ASEAN adalah perekonomian yang cepat yang diikuti dengan perkembangan integrasi regional yang pesat.
“Berfokus pada mitra dialog membantu konsolidasi berkelanjutan sumber aliran FDI, yang dapat diperluas hingga mencakup negara mitra lainnya,” tegasnya.
Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN Satvendra Singh mengatakan, ke depan kawasan ASEAN akan memprioritaskan faktor lingkungan, sosial, tata kelola (ESG) untuk pembangunan berkelanjutan industri pertambangan. Akan mendorong.
Menurutnya, penting untuk membangun landasan negara-negara ASEAN, khususnya di bidang pertambangan. “Dan saya pikir ini adalah sesuatu yang telah kita mulai dengan menerapkan prinsip-prinsip ASEAN mengenai pembangunan mineral berkelanjutan. Prinsip-prinsip pembangunan mineral berkelanjutan regional ini akan memandu upaya kita di masa depan di sektor pertambangan. Menjadi landasan khususnya dalam visi jangka panjang pengembangan mineral ASEAN setelah tahun 2025,” jelasnya pada kesempatan yang sama.
Singh menegaskan, pihaknya akan memprioritaskan pengelolaan sumber daya mineral, khususnya di kawasan ASEAN, secara bertanggung jawab.
Beliau menambahkan bahwa kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi namun pada saat yang sama melindungi lingkungan dan yang terpenting, masyarakat kita untuk generasi mendatang. (mij/mij) Tonton video di bawah ini: Video: 98% Selesai, Skema Subsidi BBM Baru Segera Diumumkan! Artikel sebelumnyaMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ira Megawati mengingatkan kita sudah waktunya melakukan transisi energi