JAKARTA, ILLINI NEWS – Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan pernyataannya tentang perlunya ketahanan pangan di Indonesia. Dia mengatakan mengamankan pangan sendiri merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan selama berkuasa.
“Kita akan mempunyai cukup makanan untuk diri kita sendiri!” Hal itu diungkapkan Prabowo dalam pidatonya pada pertemuan pertama yang digelar di Istana Kerajaan, Rabu (23 Oktober 2024).
Prabowo mengatakan Indonesia harus bisa memberi makan rakyatnya. Sebab perang besar bisa terjadi kapan saja dan menghancurkan pasokan pangan Indonesia.
“Ini penting karena situasi global. Perang besar bisa terjadi kapan saja,” katanya. “Kita harus memastikan kemampuan kita untuk memberi makan rakyat kita sendiri.”
Banyak organisasi penelitian yang menggemakan pernyataan Prabowo tentang perlunya mencapai ketahanan pangan di Indonesia. Salah satunya adalah Lembaga Studi Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Dikutip dalam buku putih bertajuk Melalui LPEM untuk Indonesia: Agenda Ekonomi dan Sosial 2024-2029, lembaga tersebut menyatakan bahwa ketersediaan pangan padat, khususnya beras, merupakan tumpuan pembangunan Indonesia.
“Ungkapan ‘Beras adalah Fondasi’ mencerminkan betapa pentingnya bahan pokok ini bagi masyarakat Indonesia,” kata Peneliti LPEM FEB UI Rizki Nauli Siregar dalam buku putih yang dikutip, Kamis (24 Oktober 2024).
Ia mengatakan segala upaya untuk mendukung ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia harus berkaitan dengan sektor beras. Dia mengatakan ketergantungan Indonesia pada beras akan tercermin pada komoditas yang menyumbang sebagian besar belanja publik untuk pangan – 4% dari belanja konsumen oleh penduduk perkotaan dan 8% dari mereka yang tinggal di pedesaan pada tahun 2021.
Karena beras diperlukan untuk pengeluaran rumah tangga, maka harga beras dikatakan mempengaruhi harga pangan dan tingkat kemiskinan. Rizki mengatakan, perubahan harga beras menyebabkan inflasi. Sebab, harga beras menurunkan daya beli masyarakat miskin yang sebagian besar merupakan konsumen beras.
Rizki mengatakan, sektor pangan yakni beras tidak hanya penting dari sisi konsumen. Ia mengatakan, pertanian padi juga merupakan sumber penghidupan utama karena 14 juta rumah tangga bergantung pada sektor ini.
“Upaya transformasi sektor padi dan pertanian Indonesia menuju pertanian berkelanjutan dan berkelanjutan memerlukan pemahaman kedua sisi mengenai permasalahan ini,” ujarnya.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan pemerintahan Prabowo menyadari adanya permasalahan besar yang perlu diatasi terkait beras. Ia mengatakan salah satu permasalahan yang perlu diatasi adalah menurunnya jumlah padi sawah di Indonesia.
“Luas infrastruktur sawah kami 7,4 hektar dan terus berlanjut setiap tahunnya,” kata Pak Sudaryono.
Ia mengatakan, luas areal tanam padi terus menyusut karena alih fungsi lahan menjadi pabrik dan pemukiman. Dia mengatakan solusi yang mungkin dilakukan adalah memperluas dan memperluas lahan sawah ke luar Pulau Jawa.
“Suka atau tidak, harus ada yang namanya scaling atau harus ada yang namanya non-printing,” ujarnya.
Menteri Pangan Zulkifli Hasan mengakui target lima tahun telah diberikan untuk mencapai kepuasan pangan di Indonesia. Ia mengatakan, untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan Pulau Jawa sebagai basis manufakturnya.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyusun rencana perluasan produksi produk pangan, seperti beras, di luar Pulau Jawa, termasuk di Papua. Ia mengatakan klaster produksi pangan juga akan dibangun di pulau lain tergantung karakteristik lahan.
“Pertama, tidak mungkin hanya mengandalkan Pulau Jawa. Kelapa sawit juga banyak di Sumatera. Masa depan beras, gula, dan jagung ada di Papua. Kita coba sekarang di Merauke. Kita bagi klasternya tubuhnya nanti.” “Di depan,” katanya.
(Ha/Ha) Simak videonya di bawah ini: Video: Kejar Makanan, Ini Rencana Zulkifli Hasan! Tujuan Prabowo tidak main-main dan RI puas pangan hingga empat tahun ke depan.