JAKARTA, ILLINI NEWS – Menteri Keuangan Pak Mulyani yakin tidak akan ada masalah dalam membayar utang yang sangat besar pada 2025-2028. Dia mengatakan, selama persepsi investor terhadap APBN dan pemerintah baik, maka pembayaran utang tidak akan menjadi masalah.
“Kalau mereka percaya pada APBN dan pengelolaan keuangan negara, otomatis kalau tidak ada pilihan investasi lain yang menarik, mereka akan berpaling,” kata Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (13/11). /2024).
Pak Mulyani mencontohkan utang yang jatuh tempo pada 2024 mencapai Rp 400 triliun di atas. Dia mengatakan hampir semua investor memperbarui utangnya. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah tampaknya belum membayar seluruh utang tersebut.
Artinya, di tahun 2024 bapak dan ibu masih belum mau melunasi utang Rp 400 triliun karena yang mampu masih butuh surat berharga, dia menunggu Kementerian Keuangan menerbitkannya, dia akan membeli. Dokumentasikan lagi,” kata Pak Mulyani.
Ketua Komisi XI DPR R.I. Misbahun pernah mempertanyakan kredibilitas pemegang surat utang Indonesia. Dia menanyakan apakah investor percaya dengan kondisi perekonomian Indonesia atau angka Pak Mulyani.
“Apakah pemegang obligasi percaya pada surat utang Indonesia: Apakah karena menteri keuangannya bungkam, atau dia percaya pada negara kita?” – kata Misbahun.
Pak Mulyani menjawab bahwa investor memiliki kepercayaan terhadap kesehatan perekonomian Indonesia dan pengelolaan APBN yang baik. Dia mengatakan, kepercayaan investor antara lain disebabkan oleh hubungan politik yang baik antara pemerintah dan DPR.
“Itulah sebabnya saya sering kesulitan berkomunikasi secara politik di sini dan juga di pasar. Jika mereka melihat bahwa pesan yang disampaikan relevan dan jelas mengenai apa yang ingin kita lakukan, hal tersebut akan membangun kepercayaan, sehingga kepercayaan tidak dibuat-buat. , tapi usaha kita sulit,” ujarnya.
Perlu diketahui, pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan menghadapi utang yang menggunung saat mulai menjabat. Berdasarkan data jatuh tempo utang DJPPR, jatuh tempo utang Prabowo mencapai Rp 800,33 triliun pada tahun pertama atau dua kali lipat dibandingkan tahun 2024.
Di tahun keduanya menjabat, Prabo masih harus menghadapi utang yang sangat besar, yakni Rp 803,19 triliun. Situasi ini akan berlanjut pada tahun 2027 yang jumlah utangnya mencapai Rp 802,61 triliun. Pada tahun 2028, utang baru yang jatuh tempo akan sedikit berkurang menjadi Rp 719,81 triliun. (rsa/wur) Simak video di bawah ini: Video: Target Pajak 2024 Tak Tercapai Soal Pendapatan Rendah, DPR Artikel Berikutnya Berkat Pak Mulyany, Rhode Island Tak Lagi Menggali Lubang atau Menutup Lubang