Daftar isi
JAKARTA, ILLINI NEWS – Startup sedang berjaya di Indonesia. Banyak startup yang tumbuh seperti jamur setelah hujan saat musim hujan.
Memanfaatkan pertumbuhan teknologi digital, mereka muncul sebagai pemain baru yang memberikan inovasi. Namun, tidak semua orang berhasil ‘bertahan’.
Banyak startup seperti Zenius, Airy Room dan JD.ID yang terbengkalai dan gagal. Alasannya mulai dari kurangnya modal hingga kenyataan bahwa kita sedang menderita akibat pandemi Covid-19.
Pada Minggu (11/10/2024) beberapa startup ternama yang dirangkum ILLINI NEWS akhirnya tutup. Jenius
Startup Edutech Zenius telah mengumumkan akan ditutup sementara pada awal tahun 2024. Perusahaan yang menawarkan platform pendidikan online dan pemilik Primagam Training Network ini mengaku menghentikan operasinya karena “tantangan operasional”.
Genius antara lain mengumumkan penghentian sementara operasionalnya melalui pernyataan resmi kepada mitra pemilik platform pelatihan offline Primacom.
“Kami mengambil langkah-langkah strategis untuk menghentikan operasional, namun kami berjanji tidak akan berhenti berusaha untuk melaksanakan dan melaksanakan visi mewujudkan Indonesia yang lebih cerdas, cerah, dan sejuk,” tulis Genius dalam keterangan resminya.2. Rumah.com
PropertyGuru mengumumkan penutupan pasar real estat Rumah.com pada Agustus tahun lalu. Sebanyak 61 karyawan Rumah.com terkena dampak kebijakan PHK atau PHK tersebut.
CEO PropertyGuru, Hari V. Krishnan, mengumumkan niatnya untuk menutup Rumah.com dalam siaran pers yang dimuat di situs resmi perusahaan.
“Penghentian bertahap [Rumah.com] dari pasar Indonesia akan berhenti pada tanggal 30 November 2023. Kami tidak mengambil keputusan ini dengan mudah dan kami menyadari dampaknya terhadap karyawan Rumah.com dan pelanggan kami yang berharga, katanya. 3. JD.ID
JD.ID telah resmi menghentikan seluruh layanannya pada tanggal 31 Maret 2023. Pertama kali diumumkan di situs resmi JD.ID. Saat itu, pelanggan diperlihatkan pemberitahuan penting ini saat membuka layanan e-commerce.
“Merupakan keputusan strategis JD.COM untuk membangun jaringan rantai pasokan lintas batas dengan fokus pada logistik dan pergudangan di pasar internasional,” kata Chetya, Head of Corporate Communications and Public Affairs, JD.ID. Yudha Indrasvara dalam keterangannya saat itu.
Setya memastikan layanan tersebut akan ditutup pada 31 Maret 2023. Sementara itu, JD.ID akan berhenti menerima pesanan di situs resminya mulai tanggal 15 Februari 2023. 4. Ruang udara
Airy Rooms resmi berhenti beroperasi pada 31 Mei 2020. Pasalnya, kondisinya berbeda dibandingkan sebelum pandemi.
Bisnis agregator hotel sempat booming sebelum merebaknya pandemi Covid-19. Dari hotel hingga hotel kecil, perusahaan bermitra dengan pemilik properti untuk menawarkan akomodasi serupa dengan yang ditawarkan oleh platform online.
CEO Airy Rooms Indonesia Luis Alfonso Godotti mengatakan, keputusan menutup usahanya didasarkan pada beberapa faktor. termasuk kondisi pasar yang hampir kolaps akibat pandemi Covid-19.5. Fabilia
Fabio, sebuah perusahaan furnitur dan desain interior baru, telah menyatakan bangkrut. Ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat no. 47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST tanggal 5 Oktober 2022 yang menyetujui putusan pailit terhadap PT. Kayu Raya Indonesia atau Fabelio.
Sementara itu, pada akhir tahun 2021, Fabalo dikabarkan belum memberikan kompensasi kepada pekerjanya sejak bulan Oktober. Perusahaan belum membayar BPJS ketenagakerjaan sejak tahun 2020, namun masih memotong gaji mereka dan menggunakan keanggotaan beberapa ormas untuk memaksa pekerja berhenti.6. sedih
Sorabel resmi ditutup pada 30 Juli 2020. Startup e-commerce ini melakukan segala cara untuk menyelamatkan perusahaan, kata manajemen dalam surat kepada karyawannya. Namun dengan berat hati kita harus memasuki jalan pembubaran.
“Karena proses likuidasi, semua tanpa kecuali harus menghentikan pekerjaannya pada tahap ini, yakni mulai 30 Juli 2020. Saya yakin tidak ada yang menyangka hal ini akan terjadi,” demikian isi surat tersebut.
Sorabel harus menghentikan operasinya di tengah pandemi karena kehabisan modal dan kesulitan mengumpulkan dana baru. Stoke
Stoqo juga menghentikan layanannya pada tahun 2020. Startup ini menjalankan bisnis B2B yang memasok produk makanan segar seperti cabai, telur, dan ampas kopi ke toko kelontong atau restoran.
Dunia usaha terkena dampak epidemi ini. Tanggal 22 April 2020 merupakan hari terakhir pelayanan Stokoe. Sebelumnya pada hari itu, manajemen mengadakan rapat staf untuk mengumumkan pemberhentian Stoke.
Sejak didirikan, Stokoe telah mempekerjakan sekitar 250 orang. Startup ini didanai oleh beberapa investor termasuk Alpha JWC Ventures, Accel Partners, Insignia Ventures Partners dan Monks Hill Ventures.8. Klaba
Gilaba ditutup pada tahun 2019 karena kalah bersaing dengan e-store lain seperti Tokopedia dan Bukalapak CS.
“Hampir 4 tahun lalu, kami mendirikan Klaba dengan tujuan untuk memberdayakan perajin lokal. Banyak suka dan duka yang kami alami dalam perjalanan luar biasa ini,” tulis manajemen Klaba di situs resminya saat itu.
“Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari vendor, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati.”9. bersatu
Startup co-working space CoHive telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Putusan pailit tersebut berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Berita Acara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst tanggal 18 Januari 2023.
Cohive didirikan pada tahun 2015 sebagai proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures, Eve Hive, sebagai ruang kerja bersama dan komunitas untuk startup di dalam dan di luar portofolio mereka. EV Hive memiliki dua lokasi kerja yakni Jakarta Selatan dan BSD.10. Beres.id
Startup Malaysia Khadim mengumumkan akan menghentikan semua operasi layanan pada 1 Juli 2022. Penutupan ini juga mencakup cabang mereka di Indonesia, Beres.id.
Kaodim merupakan startup yang menyediakan marketplace layanan yang menghubungkan konsumen dengan penyedia jasa layanan AC, kebersihan rumah, dan pekerja konstruksi.
Selain Beres.id di Indonesia, Kaodim juga mengoperasikan Kaodim.sg di Singapura dan Gawin.ph di Filipina. Semua anak perusahaan ini akan ditutup bulan depan. Sejak didirikan pada tahun 2015, Kaodim telah mengumpulkan pendanaan sebesar USD 17,6 juta.
(luc/luc) Saksikan video di bawah ini: Video: LLV BSD City Wujudkan Digital Hub sebagai “Silicon Wall” RI