Jakarta, ILLINI NEWS – Jelang pelantikan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari 2025, hubungan AS dan China sedang memanas. Upaya preventif telah dilakukan beberapa kali.
AS baru-baru ini mengumumkan akan memperketat bloknya terhadap chip dan peralatan manufaktur chip canggih dari Tiongkok. Selain itu, TikTok yang merupakan anak perusahaan ByteDance China juga terancam ditutup pada 19 Januari 2025.
Tiongkok tidak tinggal diam. Negara yang diperintah oleh Xi Jinping ini memperketat embargo terhadap 3 mineral penting yang diimpor ke AS. Masing-masing satu germanium, galium, dan antimon.
Baru-baru ini, otoritas Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk melarang router internet asal China, TP-Link Technology. Penyebabnya berasal dari ancaman keamanan nasional.
Produk TP-Link telah dikaitkan dengan serangan siber di AS, menurut beberapa sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/12/2024).
Agustus lalu, dua politisi AS meminta pemerintahan Joe Biden untuk menyelidiki TP-Link dan mitranya. Pasalnya, router Wi-Fi tersebut disebut-sebut bisa digunakan untuk menyerang AS.
Departemen Perdagangan, Pertahanan, dan Kehakiman AS telah meluncurkan penyelidikan terpisah terhadap TP-Link. Akibatnya, pihak berwenang berencana melarang penjualan router TP-Link di AS mulai tahun depan.
Kantor Departemen Perdagangan memanggil TP-Link ketika Departemen Pertahanan meluncurkan penyelidikannya awal tahun ini, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Saham Netgear, perusahaan jaringan rumah berbasis di San Jose yang menyaingi TP-Link, melonjak 12% waktu setempat pada Rabu (18/12) setelah adanya laporan rencana penutupan TP-Link.
Tahun lalu, Institut Keamanan Siber dan Infrastruktur AS mengatakan bahwa router TP-Link memiliki kerentanan yang dapat digunakan untuk memecahkan kode jarak jauh.
Departemen Kehakiman dan Departemen Perdagangan menolak berkomentar. Sementara itu, Kementerian Pertahanan belum menanggapi permintaan konfirmasi Reuters.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran di Washington bahwa Beijing dapat menggunakan router dan alat lainnya dalam serangan siber terhadap pemerintah dan dunia usaha AS.
AS, sekutunya dan Microsoft ( MSFT.O ) tahun lalu meluncurkan kampanye peretasan yang terkait dengan pemerintah Tiongkok yang disebut Volt Typhoon. Penyerang dikatakan berusaha menyembunyikan serangan tambahan terhadap infrastruktur AS dengan mengambil kendali router pribadi. (fab/fab) Tonton video di bawah ini: Video: Masa Depan Fintech di 2025 Setelah Nama Pindar Berganti – Hukum Kepentingan Berubah