Jakarta, ILLINI NEWS – Aplikasi Temu baru saja diblokir di Indonesia pada Rabu (9/10). Layanan e-commerce China dinilai berpotensi mematikan UMKM lokal.
Sebab model bisnisnya adalah penjualan barang langsung dari pabrik ke konsumen akhir tanpa adanya perantara. Dengan cara ini, barang dijual dengan harga sangat murah dan tidak sehat untuk iklim persaingan.
Aplikasi Temu di bawah Pinduoduo menargetkan pasar di luar Tiongkok. Tidak hanya di Indonesia, aplikasi TEMU juga banyak digunakan di negara lain, termasuk Eropa.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (10/10/2024), grup industri Ecommerce Europe menyebutkan minat masyarakat terhadap belanja online meningkat pada tahun ini.
Kehadiran aplikasi Temu sekaligus membuat persaingan di bidang ini semakin ketat. Terlebih lagi, inflasi yang menurunkan daya beli masyarakat menjadi dorongan nyata bagi aplikasi Temu untuk menjual barang-barang super murah.
Di Amerika Serikat (AS), rumah tangga berpendapatan rendah dengan pendapatan tahunan sebesar $50.000 atau kurang telah mengalami peningkatan belanja online yang signifikan, menurut Bank of America. Fenomena ini menciptakan perang harga yang semakin masif di kalangan pelaku e-commerce.
Di Eropa, omzet e-commerce diperkirakan mencapai 958 miliar euro (Rp 16,4 triliun) tahun ini, naik dari 887 miliar euro (Rp 15,2 triliun) pada tahun 2023, menurut laporan Ecommerce Europe yang mencakup 38 negara. di Eropa. Eropa. Daerah termasuk Inggris.
Ketua asosiasi e-commerce di Denmark, Finlandia, dan Jerman mengatakan bahwa platform Tiongkok seperti Temu, yang menjual sepatu hiking seharga 10 euro atau jam tangan pintar seharga 15 euro, mempersulit pemain domestik untuk bersaing.
“Orang Jerman beralih ke barang-barang murah Tiongkok,” kata Martin Gross-Albenhausen, wakil direktur jenderal asosiasi e-commerce Jerman BEVH.
Niels Ralund, kepala e-commerce di Kamar Dagang Denmark, mengatakan perusahaan seperti Temu telah menciptakan persaingan tidak sehat. Lebih lanjut, ia mengklaim penerapan TEMU tidak dibebani aturan yang sama dengan pemain dalam negeri.
Juru bicara Temu mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mematuhi peraturan yang berlaku di setiap negara bisnis. Temu juga mengaku terus mendukung bisnis lokal dengan mengundang merchant dari Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol untuk bergabung dalam platformnya. (Fab/Fab) Simak video di bawah ini: Video: Langkah QRIS & RI Kembangkan Sistem Pembayaran Inklusif Artikel berikutnya Aplikasi Temu Masuk RI, Menkominfo berjanji akan memblokirnya secepatnya