Jakarta, ILLINI NEWS – Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan industri telekomunikasi terus melambat. Bahkan pada pertengahan tahun berkisar 5%.
“Secara pribadi, menurut saya potensi pertumbuhannya mendekati 8-9%. Namun tahun ini melambat. Kalau melihat hasil kuartal kedua, secara keseluruhan, sebesar 5%,” kata presiden, direktur, dan CEO tersebut. IOH. , Vikram Sinha pada Media Update 9M-2024, Rabu (30/10/2024).
Ia juga mencatat rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Nilai ARPU industri dalam negeri sekitar 3 USD.
Di Thailand sendiri, Vikram mencontohkan ARPU mencapai $7. Katanya, ARPU Indonesia harusnya $5.
Vikram mengatakan Indosat telah mengambil seluruh inisiatif untuk memastikan industri bergerak ke arah yang benar. Hal ini termasuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko.
“Bagaimana kita mengurangi risiko dan fokus pada peluang. Itu fokus pertumbuhan kita,” tuturnya.
Peluang yang layak adalah pelanggan di daerah pedesaan. Ia mencatat, hanya sedikit negara yang berpotensi menarik hingga 20 juta pelanggan baru dari kawasan.
“Bagaimana kita bisa menghubungkan mereka dan membawa mereka ke dalam ekosistem digital,” jelas Vikram.
Pelanggan telekomunikasi juga tidak mencari produk murah. Namun carilah pengalaman, konektivitas, dan nilai bagus dari apa yang mereka gunakan.
Oleh karena itu, Vikram mengatakan industri telekomunikasi harus memberikan apa yang diinginkan pelanggan. Dengan cara ini, industri dapat lebih ditingkatkan.
“Jadi menurut saya industri harus memberikan apa yang mereka inginkan dan itu akan membantu industri bergerak ke arah yang benar,” kata Vikram.
(dem/dem) Tonton video di bawah ini: Video: Indosat Umumkan Stock Split Artikel Selanjutnya CEO Indosat Sebut Perekonomian Indonesia Bisa Tumbuh 7% Berkat Emerging AI