Jakarta, ILLINI NEWS – Serangan terbaru Iran berhasil melumpuhkan pertahanan Israel yang terkenal sangat canggih. Iran melakukan serangannya jauh lebih mematikan dibandingkan serangan 13 April.
Laporan WSJ mengindikasikan bahwa serangan 13 April dilakukan oleh Iran menggunakan sejumlah besar rudal jelajah dan drone yang lebih lambat. Berbeda dengan Selasa (1/10) lalu yang membawa serangan lebih cepat.
Sebuah laporan di Palestine Chronicle pada Rabu (9/10/2024) menyebutkan bahwa “Serangan Selasa hanya terdiri dari 180 rudal balistik berkecepatan tinggi, salah satu yang terbesar dalam sejarah peperangan.”
Dari citra satelit diketahui bahwa 32 roket menyerang pangkalan militer Navetim di selatan Israel. Ada pesawat tempur F-35 di sini.
Menurut Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute for International Studies di Monterey, California, penggunaan 32 rudal merupakan jumlah yang besar. Pada saat yang sama, ia mengubah pandangannya tentang pertahanan antipesawat.
“Kami mempunyai gagasan budaya populer bahwa pertahanan rudal lebih efektif daripada yang sebenarnya,” jelas Lewis.
Israel diketahui memiliki beberapa sistem pertahanan udara seperti Tir 2 dan Tir 3. Namun nampaknya keduanya tidak bisa menghalau seluruh serangan rudal.
Kecepatan rudal juga menjadi tantangan bagi sistem pertahanan. “Semakin cepat sebuah rudal, semakin sulit untuk dicegat, ini adalah fisika sederhana,” kata Ulrich Kuhn, kepala penelitian pengendalian senjata di Institut Penelitian Kebijakan Perdamaian dan Keamanan.
Dengan serangan mematikan tersebut, Iran disebut-sebut bisa saja melancarkan serangan yang lebih efektif di masa depan. Hal ini terjadi jika sasaran serangan adalah infrastruktur sipil atau kawasan pemukiman.
Laporan tersebut mengatakan bahwa serangan Iran harus memiliki nilai yang tinggi untuk melawan Israel. Selain itu, Teheran juga mengancam bahwa jika Israel menyerang wilayah Iran, maka mereka akan menyerang pembangkit listrik dan kilang minyak. (luar biasa/luar biasa) Tonton video di bawah ini: Video: Telekomunikasi global di IKN. Dana Masa Depan Indonesia