JAKARTA, ILLINI NEWS – Asing berbondong-bondong ke Asia Tenggara untuk membangun pusat data di sana, menyusul semakin populernya teknologi kecerdasan buatan (AI).
Selain Malaysia, negara yang paling banyak dicari orang adalah Vietnam. Meskipun demikian, pemerintah Vietnam berencana memperketat peraturan perlindungan data dan membatasi transfer data ke luar negeri.
Hal ini menyulitkan platform media sosial dan operator pusat data untuk mengembangkan bisnis di Vietnam.
Perusahaan-perusahaan teknologi AS telah memperingatkan pemerintah Vietnam mengenai risiko jika negara tersebut memperketat aturan data.
Sekadar informasi, Vietnam memiliki populasi 100 juta jiwa dan merupakan salah satu pasar terbesar bagi Facebook dan platform online lainnya.
Di tahun-tahun mendatang, Vietnam juga fokus pada investasi asing di sektor industri pusat data di negaranya. Namun ambisi tersebut akan sulit tercapai jika Vietnam terus memperketat regulasi data.
“Rancangan peraturan tersebut akan mempersulit perusahaan teknologi, khususnya platform media sosial dan operator pusat data, untuk fokus pada pelanggan yang bergantung pada mereka setiap hari,” Jason Oxman, ketua Komite Industri Teknologi Informasi (ITI), dikutip seperti yang dikatakan. Seperti dilansir Reuters. , Senin (11/4/2024).
Asosiasi tersebut mewakili raksasa teknologi seperti Meta, Google dan operator pusat data Equinix.
Para pejabat Vietnam mengatakan rancangan peraturan tersebut sedang dibahas di parlemen. Tujuannya untuk memudahkan pihak berwenang mengakses informasi dan juga didukung oleh Kementerian Keamanan Publik.
Kementerian Keamanan Publik dan Informasi tidak menanggapi kontak Reuters.
Parlemen Vietnam telah membahas rancangan peraturan tersebut selama sebulan dan diperkirakan akan menyetujuinya pada tanggal 30 November.
Peraturan Vietnam saat ini sebenarnya membatasi transfer data lintas batas negara dalam beberapa kondisi. Namun aturan ini jarang dipatuhi.
Belum jelas bagaimana peraturan baru ini akan mempengaruhi investasi asing di Vietnam.
Agustus lalu, Reuters melaporkan bahwa Google sedang mempertimbangkan untuk mendirikan pusat data berskala besar di wilayah selatan Vietnam sementara peraturan tersebut sedang diperdebatkan di parlemen.
Firma riset BMI mengatakan Vietnam dapat menjadi salah satu pemain kunci di kawasan Asia Tenggara dalam industri pusat data.
Sejauh ini, raksasa teknologi telah mendapatkan manfaat dari aliran data bebas lintas negara karena mereka memangkas biaya tambahan dan mengatakan bahwa mereka meningkatkan layanan.
Beberapa yurisdiksi, seperti Uni Eropa dan Tiongkok, telah membatasi transfer data ke luar negeri untuk melindungi privasi data di negaranya dan mencegah pihak asing mengakses informasi sensitif.
Dalam rancangan peraturan baru Vietnam, negara tetangga, Indonesia, akan mewajibkan perusahaan untuk membagikan data yang mereka kumpulkan kepada Partai Komunis Vietnam dan lembaga pemerintah lainnya.
“Peraturan baru ini akan sangat sulit bagi hampir semua perusahaan swasta,” kata Adam Sitkoff, direktur eksekutif Kamar Dagang Amerika di Hanoi. (fab/fab) Simak videonya di bawah ini: Video: Tugas Data Center Dukung Transformasi Digital Indonesia di Era Prabowo Artikel Selanjutnya Sumber Dolar Baru RI Dicabut, Malaysia Hadapi Krisis Besar