JAKARTA, ILLINI NEWS – Raksasa e-commerce China JD.com melaporkan hasil di bawah ekspektasi pasar. Hal ini bermula karena kondisi perekonomian yang sulit dan daya beli masyarakat.
Saham JD.com yang terdaftar di Amerika Serikat (AS) turun 3% sebelum pasar dibuka, seperti dilansir YahooFinance, Jumat (15/11/2024).
Sekadar informasi, JD.ID, anak perusahaan JD.com yang melayani masyarakat di Indonesia, akan resmi ditutup pada Maret 2023.
Dalam keterangan resminya, manajemen JD.ID saat itu mengatakan bahwa penutupan unit bisnis di Indonesia merupakan kemampuan JD.com untuk fokus membangun jaringan rantai pasokan lintas batas dengan bisnis utama di pabrik dan gudang.
JD.com melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 5,1% menjadi 260,4 miliar yuan pada kuartal ketiga (Q3) tahun 2024, atau di bawah ekspektasi pasar sebesar 261,45 miliar yuan, menurut kata LSEG.
Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham naik 47,8% tahun-ke-tahun menjadi 11,7 miliar yuan untuk kuartal Juli-September.
“Selama kuartal ini, kami memberikan kontribusi signifikan terhadap program tukar tambah di Tiongkok melalui rantai pasokan inti dan infrastruktur pemenuhan yang telah kami bangun selama dua tahun terakhir,” kata CEO JDcom Sandy Xu.
Krisis pasar properti di Tiongkok, krisis ekonomi dan perlambatan pasar tenaga kerja telah membebani daya beli masyarakat di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. Hal ini berdampak signifikan terhadap permintaan di sektor ritel.
Pemerintah Tiongkok telah mengusulkan berbagai program untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, belum adanya tindakan nyata untuk meningkatkan daya beli masyarakat menyebabkan bisnis e-commerce seperti JD.com terpuruk.
JD.com juga melaporkan peningkatan belanja sebesar 7,2% kuartal-ke-kuartal menjadi 16,3 miliar yuan. Angka tersebut melampaui kapitalisasi pasar sebesar 15,94 miliar yuan. (fab/fab) Tonton video di bawah ini: Video: Peran Robotika dan Teknologi AI untuk Mendukung Industri 4.0 di Indonesia Artikel Berikutnya Aplikasi Pembunuh China dari Alibaba Ingin Dijajah RI, Pemerintah .