JAKARTA, ILLINI NEWS – Pemasok minuman PT Tri Banyan Tirta, Tbk (ALTO) buka suara soal penutupan pabrik anak usahanya, yakni PT Tirtamas Listari. Setidaknya 8 perusahaan air minum telah menutup operasional pabriknya karena kesulitan keuangan.
Penutupan pabrik Thirthamas Listari menyusul pengunduran diri klien manufaktur utamanya, Danone Group. Namun perseroan masih memiliki dua pabrik yang aktif, yakni pabrik di Cileungsi dan Temanggung.
Sekretaris ALTO Huda Nardono mengatakan, tindakan ini dilakukan untuk menjaga sumber daya keuangan perusahaan agar dapat terus beroperasi. Namun, penutupan pabrik ini diketahui berdampak besar terhadap pendapatan dan laba perseroan.
Hal tersebut disampaikan Hooda dalam tayangan berita BEI, Minggu (3/11/2024).
Berdasarkan laporan keuangan, ALTO mencatatkan pendapatan sebesar Rp 286,65 miliar dari Desember 2023, namun pada pertengahan tahun 2024, pendapatan tersebut mengalami penurunan signifikan menjadi Rp 44,37 miliar. Pendapatan pada kuartal I 2024 turun 70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 150 miliar.
Di sisi lain, ALTO juga mencatatkan peningkatan kerugian dari Rp6 miliar pada periode I-2023 menjadi Rp11 miliar pada periode I-2024.
Sebelumnya, ALTO juga terlibat beberapa kasus hukum. Salah satunya adalah perkara PKPU Nomor 239/Pdt. Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt. Pst, dipasang oleh Dimitri Tjandra namun dihapus oleh calon. Sementara itu, PT Thirthamas Listari juga menghadapi kasus tagihan Rp3,46 miliar oleh PT Surindo Teguh Gemilang. (fys/wur) Simak video berikut ini: Video: Raksasa Dunia Hengkang, Benarkah Pasar Modal Indonesia Tak Menarik?