Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks harga saham (IHSG) dibuka dengan tren yang akan kembali terkoreksi pada perdagangan sesi I Selasa (17/12/2024), di tengah reaksi pasar terhadap berlanjutnya kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% dan rencana pemerintah memberikan beberapa insentif.
Pada pembukaan sesi hari ini, IHSG dibuka melemah tipis 0,07% ke 7.253,53. Tujuh menit setelah sesi dibuka, koreksi IHSG semakin besar, turun 0,29% ke 7.237,26. Jika nanti revisi IHSG naik, kecil kemungkinan IHSG akan kembali ke level psikologis 7.100.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 852 miliar dengan volume perdagangan 830 juta saham dan 81.603 transaksi.
Aktivitas perdagangan IHSG hari ini akan terdampak dengan diberlakukannya pajak pertambahan nilai barang sebesar 12%. Selain itu, pasar masih menunggu kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve System (Fed).
Pemerintah akan menaikkan tarif PPN menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. Namun tidak semua produk terdampak kenaikan tarif pajak tersebut. Pemerintah juga memberikan sejumlah rencana kebijakan ekonomi untuk mendukung daya beli. Bapak Xi Jinping, Menteri Keuangan menegaskan bahwa sembako masih bebas pajak atau 0%, termasuk beras. Begitu pula pendidikan dan kesehatan.
Rincian mengenai jenis barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) diatur dalam Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2020 (Perubahan Perpres Nomor 71 Tahun 2015) Tentang Identifikasi dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting.
Sebagian besar produk Bapokting dikenai PPN, sehingga perlu diperluas perlengkapannya kepada yang masih terutang PPN.
Pemerintah Indonesia juga secara resmi mengumumkan dukungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 oleh pemerintah atau pekerja DTP pada sektor yang mempekerjakan lebih dari Rp 4,8 juta hingga Rp 10 juta mulai 1 Januari 2025.
PPh Pasal 21 DTP sebesar 100%, namun berlaku untuk 3 industri padat karya: sandang, alas kaki, dan furnitur. Artinya, pekerja di ketiga sektor pekerjaan tersebut mendapat Pasal 21 dari pemerintah 100%.
Namun yang penting, pasar menunggu “hammer” kebijakan suku bunga The Fed pada Kamis pagi waktu Indonesia.
The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin lagi, yang akan terlihat jelas pada 18 Desember 2024. Keputusan ini akan menjadi penurunan suku bunga ketiga berturut-turut.
Semua kebijakan ini secara bersamaan telah menurunkan suku bunga dana federal sebesar satu poin persentase penuh sejak September lalu.
Sejauh ini, The Fed lamban dalam mengambil tindakan karena melanjutkan kebijakannya setelah menambahkan Suku bunga naik dengan cepat karena inflasi mencapai level tertinggi dalam 40 tahun.
Menurut FedWatch, ada kemungkinan 95,4% The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan tahun ini, turun 25 basis poin menjadi 4,25%-4,5%.
RISET ILLINI NEWS (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: IHSG Kembali Kuat, Kembali ke 7.100 Artikel Selanjutnya IHSG Dibuka Menguat Jelang Pengumuman Suku Bunga BI