Jakarta, ILLINI NEWS – Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) meminta produsen semikonduktor terkemuka dunia untuk mengungkap informasi penjualannya ke China.
John Mulenaar dari Partai Republik dan Raja Krishnamurthy dari Partai Demokrat mengirimkan surat kepada perusahaan tersebut pada Kamis (7/11) waktu setempat. Surat itu dikirim di tengah penolakan terhadap peraturan AS yang membatasi ekspor peralatan semikonduktor ke AS.
“Kami memahami bahwa beberapa (produsen peralatan) harus membatasi perluasan kontrol sepihak AS di masa depan karena daya saing industri,” tulis anggota parlemen, menurut Reuters, Senin (11/11/2024).
“Namun, perluasan kontrol ekspor tidak sejalan dengan industri (mesin) yang kuat dan berkembang pesat,” kata pernyataan itu.
Perusahaan AS seperti KLA, LAM, Applied Materials, Tokyo Electronic yang berbasis di Jepang, dan ASML Belanda tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Namun, surat-surat tersebut muncul di tengah penolakan Partai Demokrat terhadap peluncuran undang-undang yang telah lama tertunda di bawah pemerintahan Biden. Undang-undang ekspor mencegah Beijing memperoleh peralatan semikonduktor untuk perusahaan-perusahaan AS.
Washington khawatir Tiongkok mendorong pengembangan militer Tiongkok melalui kemajuan dalam manufaktur chip dan penjualan peralatan dari Amerika Serikat, Belanda, dan Jepang.
Namun Amerika Serikat tidak harus mendapatkan sekutu seperti Jepang dan Belanda untuk menyetujui undang-undang ekspor baru.
Agustus lalu, Partai Demokrat berpendapat bahwa undang-undang pengendalian ekspor dapat membuat perusahaan-perusahaan AS terpuruk. Pasalnya, sekutu AS belum memberlakukan pembatasan ekspor yang keras terhadap perusahaan mereka di Tiongkok. .