Jakarta, ILLINI NEWS – Jumlah nasabah kaya dan sumber pertumbuhan perbankan terus bertambah di saat fenomena tabungan terkuras (mantab) dan daya beli masyarakat menengah ke bawah sedang menurun. Hal ini juga sejalan dengan fenomena perbankan yang berlomba-lomba menjaring nasabah kaya atau high net worth individual (HNWI) di akhir tahun.
Serta bank milik Bangkok Bank, Permata Bank (BNLI) yang menyelenggarakan acara Permata Bank Wealth Wisdom 2024 yang menawarkan bisnis pengelolaan kekayaan. Direktur Consumer Banking Permata Bank Djumariah mengakui bisnis Wealth Management terus tumbuh positif dari tahun ke tahun, meski ada kendala pada tabungan.
“Kalau kita lihat [fenomena stabilnya] dari dua sisi, di satu sisi kita melihat dari pertumbuhan kekayaan atau pertumbuhan orang kaya kemudian pertumbuhan perdagangan kekayaan selalu positif dari tahun ke tahun,” jelas Djumariah dalam Kekayaan Hikmah Permata Bank, Senin (13 11. 2024).
Diungkapkannya, dalam 4-5 tahun terakhir, jumlah nasabah segmen affluent di Indonesia tumbuh 4-5% setiap tahunnya.
Artinya, ada kelompok atau kelompok di daerah kaya menengah atau kaya tinggi yang terus tumbuh. Misalnya kelompok menengah ke bawah sedang berjuang, kata Djumariah.
Sebelumnya, Direktur Utama BJB (BJBR) Yuddy Renaldi mengatakan hingga akhir tahun, bank menyasar segmen nasabah kaya yang rata-rata tabungannya di atas Rp 5 miliar, sehingga nominal deposito yang dinilai bisa tumbuh signifikan.
Beberapa bank juga menawarkan berbagai produk untuk menarik nasabah kaya.
Seperti HSBC Indonesia dan Bank DBS Indonesia yang memberikan perencanaan keuangan dan nasihat dari manajer hubungan profesional. Faktanya, DBS Indonesia menawarkan acara networking yang ditujukan untuk generasi nasabah affluent berikutnya.
Di sisi lain, bisnis nasabah kaya menjadi pilar penurunan biaya dana (CoF) bagi perbankan. Bank Negara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) telah meningkatkan bisnis pengelolaan kekayaannya untuk mengurangi biaya pendanaan.
BTN meluncurkan produk BTN Prospera for Asset Management (AUM) dengan nilai tabungan Rp 100 juta hingga Rp 500 juta. Produk ini telah tumbuh sebesar 20% sejak diluncurkan pada bulan Maret. Dampaknya, CoF BTN yang di awal tahun mencapai 4,2%, bisa turun menjadi 3,97% di Agustus.
(fsd/fsd) Simak videonya di bawah ini: Video: Saham ‘Dalam Bahaya’ karena PPN Naik Hingga 12% Artikel berikutnya Daya beli masyarakat Indonesia bermasalah, ternyata yang patut disalahkan