JAKARTA, ILLINI NEWS – Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi dagang terhadap China dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah di bidang teknologi.
AS telah memblokir akses Tiongkok terhadap teknologi chip dan peralatan pembuatan chip yang canggih karena khawatir hal itu dapat meningkatkan kekuatan militernya. Namun, hal ini tidak melumpuhkan upaya Tiongkok untuk mengembangkan teknologi tersebut. Faktanya, pemerintah Tiongkok semakin mendesak untuk melakukan pengembangan chip canggih secara independen dan jelas bahwa SMIC, pembuat chip terbesar di Tiongkok, telah menunjukkan dan mencatat pertumbuhan positif. Pada Q9 2024, pendapatan SMIC tumbuh 34% menjadi $2,17 miliar.
Hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar, dan pendapatan SMIC akan mencapai $2,2 miliar, menurut LSEG.
Reuters melaporkan pada Jumat (8/11/2024) bahwa pertumbuhan SMIC didukung oleh inisiatif lokalisasi yang diumumkan pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan mendorong pembeli internasional untuk melakukan outsourcing produksi chip ke produsen dalam negeri.
Di masa lalu, SMIC lebih fokus pada pembuatan node chip untuk perangkat elektronik sederhana. Namun, fokus perusahaan bergeser tiga tahun lalu ketika ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok meningkat.
SMIC telah menjadi pemasok chip Huawei, setelah perusahaan tersebut masuk daftar hitam oleh AS selama tiga tahun, ketika perusahaan tersebut memperkenalkan ponsel revolusioner yang mendukung jaringan 5G.
Terlepas dari pencapaian perusahaan yang mengesankan tahun ini, SMIC siap menghadapi tren penurunan pada tahun 2025. Zhao Haijun, CEO perusahaan, mengungkapkan hal tersebut dalam laporan kinerja perusahaan.
Dia berkata: “Industri ini memiliki tingkat pemanfaatan sekitar 70%, yang berada di bawah tingkat optimal sebesar 85%, yang menunjukkan surplus yang signifikan. Situasinya tidak mungkin membaik atau bahkan memburuk secara signifikan.
Pengeluaran tahunan perusahaan akan tumbuh dari $7,3 miliar pada tahun 2023 menjadi $4,5 miliar pada tahun 2024.
Dia berkata: “Kami belum mengumumkan proyek baru apa pun dan kami tidak mendiskusikannya sekarang.
Data LSEG menunjukkan laba bersih SMIC naik 58% menjadi $148,8 juta pada kuartal Juli-September, masih meleset dari ekspektasi analis sebesar $199,71 juta.
Pada Q4 2024, perusahaan memperkirakan pendapatan kuartalan (QoQ) akan stagnan pada pertumbuhan 2%.
Pada Jumat (11/8) waktu setempat di Hong Kong, harga saham SMIC naik 3,7%. . Dalam artikel berikut, Tiongkok dipinggirkan oleh dunia, dan dampaknya tidak terduga