Jakarta, ILLINI NEWS – Pada masa pemerintahan Joko Widodo, ada program sejuta rumah. Sedangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki program rumah sebesar 3 juta.
Sayangnya, program ini membuat banyak masyarakat enggan membeli unit properti. Para pengembang mengatakan bahwa program ini diharapkan masyarakat mendapatkan perumahan gratis. Akibatnya, banyak calon pembeli yang menunda pembeliannya.
“Rumah gratis bikin bingung pengembang. Banyak calon konsumen yang membatalkan reservasi setelah kabar rumah gratis. Dari 10 reservasi, 1-3 dibatalkan,” kata Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Jenderal Joko Suranto, dikutip Minggu (8/8). ) ). 12/2024).
Padahal, titipan merupakan langkah awal masyarakat menuju kepemilikan rumah. Jika tren ini muncul cukup masif di masyarakat, maka bisa berdampak pada sektor real estate yang semakin dibatasi.
“Pelakunya bingung dan bingung semua. Karena sebenarnya masyarakat juga bertanya dan bertanya, konsumen dan calon konsumen juga bertanya dan bertanya,” kata Joko.
Pertanyaan ini muncul karena banyak masyarakat yang menganggap pemerintah akan mengurus rumah secara gratis. Banyaknya pembatalan menjadi bukti bahwa sektor ini tidak bisa berjalan secepat yang seharusnya.
“Kalau industri real estate diberitahu ada rumah kosong, maka kami (pengembang) akan bubar. Dampaknya besar karena masyarakat tidak akan membeli (atau) menunda membeli karena mendengar (ada) rumah kosong, “kata Joko .
Fenomena ini mengingatkan kita pada tren melambatnya pembelian di sektor otomotif, terutama ketika pemerintah memberikan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk kendaraan berkapasitas mesin hingga 1.500 cc dan kendaraan listrik. Kemudian masyarakat menunda pembelian karena mengharapkan ‘diskon’ mobil senilai puluhan juta rupee.
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meluncurkan pembangunan program tiga juta rumah Presiden Prabow Subianto. Pada peresmiannya, proyek awal adalah membangun 250 unit rumah rakyat secara gratis di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Proyek ini dilaksanakan di atas tanah seluas 2,5 hektar dan merupakan hibah dari PT Bumi Samboro Sukses dan pembangunannya dilakukan oleh Agung Sedayu Group (ASG). Dalam kesempatan itu, Maruara didampingi Ketua Kelompok Agung Sedayu, Sugianto Kusuma alias Aguan.
(pgr/pgr) Tonton video di bawah: UMP seluruh provinsi naik 6,5% seiring ‘meroketnya’ utang AS