Jakarta, ILLINI NEWS – Harga emas turun selama dua hari berturut-turut, namun terus menguat dalam sepekan.
Mengutip data Refinitiv, harga emas dunia (XAU) mengakhiri posisinya di $2.648,39 per troy ounce pada Jumat (13/12/2024) lalu. Dalam sehari melemah 1,25%, melanjutkan sehari sebelumnya yang juga terdepresiasi 1,35%.
Koreksi harga emas selama dua hari berturut-turut menyebabkan harga premium menyusut dari sebelumnya lebih dari 2% menjadi hanya 0,59%.
Meskipun demikian, harga emas berada di wilayah positif sepanjang minggu ini, menutup dua minggu sebelumnya di zona merah.
Dilihat dari sentimen, anjloknya harga emas selama dua hari terakhir disebabkan oleh reaksi pasar terhadap data Amerika Serikat (AS).
Pada bulan November, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) mengalami inflasi sebesar 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (mom/mtm). Ini merupakan yang tertinggi sejak Juni atau lima bulan terakhir.
Indeks harga produsen (PPI), yang melacak harga grosir, juga naik 0,4% bulan lalu. Angka tersebut mengalahkan ekspektasi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, yang memperkirakan kenaikan sebesar 0,2%.
Alhasil, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun (US Treasury) melonjak ke level tertinggi dalam dua pekan setelah rilis data tersebut. Hal ini menunjukkan semakin banyak pelaku pasar yang menimbun uang saat ini.
Hal ini juga tercermin pada indeks dolar AS yang meningkat selama lima hari berturut-turut dan kembali mendekati level 107. Perkembangan ini mengurangi kepercayaan pasar terhadap peluang penurunan suku bunga oleh Federal Reserve Bank. Meski masih sangat tinggi, optimisme nampaknya mulai memudar.
Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan suku bunga Federal Funds rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5% pada pertemuan 18 Desember adalah 95,3%. Menurun dibandingkan posisi 12 Desember yang mencapai 97,5%.
Riset ILLINI NEWS (tsn/tsn)