illini berita Emas, Deposito, atau SBN, Mana Investasi Lebih Cuan?

JAKARTA, ILLINI NEWS – Investor semakin mudah menemukan instrumen investasi yang aman. Simpanan mulai dari emas, hingga surat berharga negara (SBN) ritel.

Investasi adalah senjata ampuh melawan inflasi yang menggerogoti nilai uang. 

Masing-masing instrumen investasi tersebut memiliki karakteristik dan manfaat yang berbeda-beda. Sehingga perlu diidentifikasi agar dapat disesuaikan dengan tujuan keuangan dan tingkat risiko masing-masing investor.

Deposito

Deposito merupakan instrumen investasi yang merupakan produk bank. Seorang pedagang menitipkan uangnya pada suatu bank dengan suatu akad, modalnya ditahan sampai jatuh tempo, kemudian diperoleh bunga berupa bunga yang dibayarkan oleh bank.

Lamanya jatuh tempo simpanan bervariasi sesuai kebijakan bank. Ada yang membutuhkan waktu satu tahun atau bahkan enam bulan. Begitu pula dengan bunga yang ditawarkan berbeda-beda. 3% hingga 7% per tahun.

Deposito menjadi pilihan banyak investor untuk menempatkan uangnya karena sifatnya yang aman dan risikonya rendah.

Aman dari segi keamanan dari bank untuk menyimpan uang. Risikonya rendah karena imbal hasil ditetapkan terlebih dahulu sehingga menghindari fluktuasi. 

Emas

Emas selalu menjadi pilihan masyarakat sebagai aset investasi. Pasalnya, emas dikenal sebagai safe haven atau aset yang aman untuk diinvestasikan dan nilainya terus meningkat dalam jangka waktu yang lama.

Dalam jangka panjang atau 10 tahun, rata-rata harga emas naik 10-15% per tahun.

Emas telah menjadi aset lindung nilai ketika dunia mengalami krisis. Misalnya, saat krisis keuangan, ketika pasar saham jatuh, pasar saham akan mengalir ke emas.

Selain itu, permintaan emas akan tetap tinggi karena tidak hanya digunakan sebagai alat investasi dan bisnis, tetapi juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai perhiasan.

Sebaliknya, ketika permintaan meningkat, produksi emas menurun signifikan karena emas merupakan produk pertambangan yang pasokannya terbatas.

Ketika permintaan meningkat tetapi tidak diimbangi dengan penambangan, maka harga emas akan naik dalam jangka panjang.

Harga emas juga dipengaruhi oleh berbagai sentimen yang dapat menyebabkan emas berfluktuasi dalam jangka pendek.

Misalnya, ketika konflik bersenjata terjadi di suatu wilayah tertentu, maka hal tersebut merupakan ancaman terhadap stabilitas perekonomian global. Sentimen tersebut akan mendongkrak harga emas global. Karena pelaku pasar akan melakukan lindung nilai (hedging) asetnya lebih baik dengan investasi yang lebih berisiko seperti saham dibandingkan dengan aset yang lebih aman, yaitu emas.

Surat Berharga Negara (SBN)

Pemerintah telah menerbitkan serangkaian instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) ORI026T3 (tenor 3 tahun) dan ORI026T6 (tenor 6 tahun) yang akan diterbitkan secara online (e-SBN). Masa penawaran berlangsung mulai hari ini hingga 30 September 2024 hingga 24 Oktober 2024.

Batas waktu ORI026T3 adalah 15 Oktober 2027, sedangkan ORI026T6 adalah 15 Oktober 2030.

Minimal budgetnya mulai Rp1 juta, dan maksimal pemesanan ORI026T3 adalah Rp5 miliar, sedangkan ORI026T6 adalah Rp10 miliar.

Tingkat kupon untuk kedua obligasi tersebut bersifat tetap. ORI026T3 memiliki kupon sebesar 6,3% per tahun sedangkan ORI026T6 memiliki kupon sebesar 6,4% per tahun. Pembayaran kupon pada tanggal 15 setiap bulan terhitung tanggal 15 Desember 2024.

Investigasi ILLINI NEWS (Ras/Ras) Simak video di bawah ini: Prabowo: Hilirisasi Penuh, Tak Bisa Nego!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *