Jakarta, ILLINI NEWS – Indeks Harga Gabungan (IHSG) terlihat anjlok pada sesi I perdagangan Kamis (7/11/2024) usai beredar kabar calon presiden Donald Trump 2024 Amerika Serikat (AS) menang. terpilih
Hingga pukul 09.30, IHSG melemah 1,09 persen menjadi 7.303,56. IHSG semakin mendekati level psikologis 7200.
Nilai tukar indeks mencapai sekitar Rp 2,6 triliun pada sesi saya hari ini dengan 161 miliar lembar saham berpindah tangan sebanyak 314.929 kali. Sebanyak 161 saham menguat, 304 saham melemah, dan 170 saham stagnan.
Pada sesi I hari ini, seluruh sektor terpantau berada di zona merah, dengan sektor bahan baku terkoreksi paling parah sekaligus memberikan tekanan terbesar terhadap IHSG hingga mencapai 1,99%.
Sementara dari sisi saham, distributor mineral Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk, serta emiten bank besar PT Bank Asya Megho Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), memberi peringkat IHSG. pada 9,1, 8,3, dan 4,5 poin indeks.
Berikut saham-saham tertimbang IHSG pada sesi I hari ini.
IHSG melemah di kalangan investor yang menunggu dan melihat dampak dari kemenangan Trump sebagai calon presiden Amerika Serikat. Selain itu, pasar juga menunggu keputusan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Dalam pemilu Amerika Serikat tanggal 5 November, kandidat presiden dari Partai Republik Trump menang. Kemenangan Trump dipastikan setelah memperoleh 277 electoral vote kemarin pukul 05.30 waktu setempat atau pukul 17.30 WIB.
Hingga pukul 05:21 WIB hari ini, Trump memenangkan 265 electoral college, sedangkan lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, memenangkan 226 electoral college.
Batas electoral vote di Amerika sendiri adalah 270 suara.
Trump juga memenangkan suara terbanyak, dengan 72.083.871 suara (51%) dibandingkan Kamala 67.274.910 (48%).
Suara Trump lebih dari 270 setelah ia mengamankan negara bagian Wisconsin dengan kemenangan 49 persen. Ia unggul di semua negara bagian, termasuk Arizona, Michigan, Nevada, Georgia, North Carolina, dan Pennsylvania.
Kemenangan Trump di Amerika Serikat telah menggembirakan pasar saham hingga pasar kripto. Setelah Trump memenangkan pemilu AS kali ini, Wall Street berubah menjadi hijau.
Masuknya IHSG sejalan dengan beberapa bursa Asia seperti Nikkei. Salah satu alasannya adalah kemenangan Trump dapat meningkatkan aliran modal asing karena investor semakin tertarik untuk berinvestasi di Amerika Serikat.
Katrina Ell, direktur penelitian ekonomi di Moody’s Analytics, mengatakan Asia adalah salah satu wilayah yang dapat dirugikan oleh kebijakan pajak Trump.
“Kebijakan perdagangan global Trump menimbulkan kekhawatiran terutama di Asia, mengingat platform proteksionisnya yang kuat, di mana telah dijanjikan tarif yang lebih ketat terhadap impor AS,” kata Ell, seperti dikutip BBC.
Kekhawatiran tersebut diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Perry mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika Trump menang. Hal tersebut antara lain tekanan terhadap nilai tukar rupee, potensi tekanan aliran modal, dan ketidakpastian pasar keuangan.
Perry mengatakan, potensi ekonomi yang bisa muncul ketika Trump kembali menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) antara lain penguatan dolar AS yang akan terus berlanjut di masa depan.
“Dolar akan menguat, suku bunga AS tetap tinggi, dan tentunya perang dagang akan terus berlanjut,” kata Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Rabu (6/11).
Dikatakannya, berbagai permasalahan tersebut tentunya akan berdampak langsung terhadap perekonomian negara berkembang seperti Indonesia. Menurut dia, nilai tukar rupee ke depan berpotensi melemah dan aliran modal asing semakin deras.
Dinamika ini akan berdampak pada semua negara khususnya emerging market termasuk Indonesia, pertama tekanan terhadap nilai tukar, kedua arus modal, dan ketiga bagaimana hal ini mempengaruhi dinamika ketidakpastian pasar keuangan, ujarnya.
Guna mengantisipasi kemungkinan ancaman kemenangan Trump pada Pilpres AS, Perry mengatakan, BI bersama pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus menjaga stabilitas perekonomian dan pasar keuangan, sekaligus mendukung pertumbuhan perekonomian. kecepatan
“Maka kita perlu menyikapinya secara hati-hati, Bank Indonesia terus menyatakan komitmennya untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, melalui kerja sama yang erat dengan pemerintah dan KSSK, bersama pemerintah dan KSSK,” kata Perry Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Mid Wales. Jakarta, Rabu (6/11).
Beda dengan IHSG, Wall Street Records
Pelemahan IHSG kontras dengan bursa saham AS, Wall Street yang mencetak rekor.
Seperti diketahui, Indeks Dow Jones turun 1508,05 poin atau 3,57% dan mencapai rekor baru 43729,93 poin. Terakhir kali Dow papan atas kehilangan lebih dari 1.000 poin dalam sehari adalah pada November 2022.
Indeks S&P 500 juga mencatatkan rekor penerbangan sebesar 2,53% menjadi 5.929,04. Nasdaq Composite naik 2,95 persen ke rekor tertinggi 18.983,47.
Optimisme investor dipicu oleh ekspektasi bahwa pemerintahan Trump kedua akan menerapkan kebijakan yang pro-bisnis seperti pemotongan pajak, deregulasi dan tarif, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keuntungan perusahaan.
Saham-saham yang diyakini mendapat keuntungan di bawah kepresidenan Trump juga muncul.
Sektor-sektor yang diperkirakan mendapat manfaat paling besar dari kebijakan Trump memimpin penguatan, termasuk keuangan, energi, dan industri.
Pasar Menunggu The Fed
Kemudian, setelah pemilu AS sudah jelas siapa pemenangnya, kini para pelaku pasar mengalihkan perhatiannya menunggu kebijakan suku bunga The Fed.
The Fed sendiri menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari antara kemarin hingga hari ini (6-7 November 2024).
Hasil keputusan tersebut selanjutnya akan kami terima pada Jumat pagi waktu Indonesia.
Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi sebesar 0,25% pada tanggal 7 November, dengan kemungkinan pemotongan kini mencapai hampir 99%, menurut perkiraan CME FedWatch Tool.
Pemotongan ini akan menjadi yang kedua dalam siklus ini setelah penurunan 0,5% pada tanggal 18 September dan akan menjadikan tingkat target suku bunga dana federal antara 4,5% dan 4,75%.
Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar juga menunggu data perekonomian yakni cadangan devisa Bank Indonesia (BI) periode Oktober 2024.
Sebelumnya, BI mengungkapkan cadangan devisa Indonesia naik menjadi $149,9 miliar pada akhir September 2024. Posisi tersebut lebih rendah $150,2 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus 2024.
INDONESIA BELAJAR ILLINI NEWS
[Email dilindungi] Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa temuan Riset ILLINI NEWS. Tujuan analisis ini bukan untuk mendorong pembaca membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kerugian yang timbul akibat keputusan ini. (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Bos BEI: Pasar Saham Indonesia Punya Persaingan Tinggi Secara Global Artikel berikutnya Lemah Kebingungan Kinerja IHSG 5 Saham Besar Ini