berita aktual Profil Muhaimin Iskandar: Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Jakarta, ILLINI NEWS Indonesia – Muhaimin Iskandar atau dikenal juga dengan Gus Imin atau Cak Imin telah berkeliling dunia di bidang politik dan aktif terlibat di banyak organisasi selama puluhan tahun. Cak Imin memimpin Tentara Nasional Indonesia (PKB) sejak tahun 2005 atau lebih dari 17 tahun.

Terakhir, ia diangkat menjadi Perdana Menteri Pemberdayaan Masyarakat Kabinet Merah Putih era Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029.

Muhaimin Iskandar lahir pada tanggal 24 September 1966 di Jombang, putra dari pasangan Muhammad Iskandar dan Muhassonah.

Ayah Muhaimin adalah guru di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Jombang, Jawa Timur, dan ibunya adalah kepala sekolah di salah satu pondok pesantren.

Muhaimin menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar (SD) Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang pada tahun 1979. Jenjang berikutnya adalah sebagai siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTSN), Kabupaten Jombang, pada tahun 1982.

Muhaimin menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Jombang, kemudian melanjutkan pendidikannya di Kota Pendidikan Yogyakarta. Di sana ia belajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta hingga lulus pada tahun 1985.

Yogyakarta seolah menjadi Muhaimin. Pria Jombang ini kemudian melanjutkan studinya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) hingga lulus pada tahun 1991.

Muhaimin muda sangat aktif baik di UGM maupun Gerakan Mahasiswa Islam (PMII). Ia menjadi aktivis melawan otoritarianisme dan sentralisasi.

Dari laman resmi DPR, Muhaimin muda dalam pembacaannya adalah sebagai berikut:

1. PMII Cabang Yogyakarta : Ketua. Tahun: 1991-1997

2. Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), sebagai berikut: Badan Kesatuan. Tahun: 1990 –

3. PMII UGM Yogyakarta, sebagai : Ketua. Tahun: 1990 – 1991

4. PMII UGM, sebagai berikut: Ketua Serikat Mahasiswa Fisipol. Tahun: 1988

Ia kemudian mengejar gelar Magister Komunikasi di Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1998. Gelar Master atau Magister juga ia peroleh dari Universitas Airlangga pada tahun 2018.

Muhaimin menekuni berbagai profesi sebelum terjun ke dunia politik. Ia bekerja sebagai guru di Pondok Pesantren Denanyar Jombang pada tahun 1980 hingga 1983.

Kemudian pada tahun 1989, Muhaimin menjadi sekretaris Institut Penelitian Islam dan Sosial Yogyakarta.

Pada tahun 1992 hingga 1994, Muhaimin menjabat sebagai Kepala Bagian Penelitian Dinas Pendapatan Umum. Pada tahun 1993, beliau menjabat sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan di Tabloid Detik.

Karir politik Muhaimin Iskandar dimulai saat menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat (DPP) PKB pada periode 1992-2002.

Ia kemudian menjadi Ketua Umum Partai PKB pada 1999-2004 dan juga menjabat Wakil Ketua DPR RI selama dua periode: 1999-2004 dan kemudian 2004-2009.

Saat itu, Muhaimin merupakan salah satu pimpinan DPR termuda karena usianya baru 33 tahun. Saat itu, Muhaimin juga menjabat Sekretaris Jenderal DPP PKB periode 2004-2005.

Muhaimin Iskandar naik ke kepemimpinan PKB setelah menjadi Ketua Umum pada tahun 2005-2010.

Karir politik Gus Imin saat itu semakin cemerlang setelah ia dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Rakyat dan Imigrasi (Menakertrans) pada 22 Oktober 2009 hingga 2014.

Usai menyelesaikan masa baktinya, Gus Imin kembali terpilih menjadi Ketua PKB periode 2014-2019 dan 2019-2024. Pada tahun yang sama, Muhaimin menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2019-2024.

Muhaimin akan mengikuti Pilpres dan Wakil Presiden 2024-2029 bersama Anies Baswedan. Namun mereka kalah dari Prabowo-Gibran.

Kekayaan Gus Imin memiliki harta senilai Rp 25,97 miliar berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tanggal 17 Oktober 2023. Padahal, Gus Imin tidak memiliki utang.

Harta Gus Imin berupa rumah dan bangunan.1. Pendapatan dari tanah seluas 386 m2 di Jakarta Selatan saja bernilai Rp3,1 miliar2. Pendapatan dari tanah dan bangunan seluas 723 m2 / 400 m2 di Jakarta Selatan saja bernilai Rp5,8 miliar3. Tanah dan bangunan seluas 1.070 m2 / 500 m2 di Jakarta Selatan pendapatannya saja senilai Rp 9 miliar4. Pendapatan dari tanah dan bangunan seluas 300 m2 / 200 m2 di Jakarta Selatan saja bernilai Rp 2,5 miliar. Seluas 595 m2 di Jakarta Selatan, pendapatan yang dihasilkan dari lahan tersebut saja bernilai Rp 4,3 miliar.

Selain properti tanah dan bangunan, Gus Imin juga memiliki properti mobil. Berikut daftarnya 1. Pada tahun 2007, pendapatan dari sepeda motor merek Piaggio saja sudah bernilai Rp 9 miliar2. Mobil merek Toyota Aplhard 2009 dua puluh seharga Rp 250 juta.

Harta Gus Imin lainnya antara lain harta bergerak lainnya senilai Rp171,5 juta dan kas setara kas senilai Rp844,54 juta. (mae/mae) Simak videonya di bawah ini: Probowo: Hilirisasi Mutlak, Tak Bisa Nego!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *