illini news Prabowo Ingin Swasembada Energi, Begini Kondisi Produksi Minyak RI

Jakarta, ILLINI NEWS – Presiden Indonesia Prabowo Subianto memiliki visi untuk mewujudkan Indonesia mandiri dan swasembada energi. Hal lain yang ditekankan adalah rencana pencampuran minyak sawit atau biodiesel.

Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pertamanya di Gedung MPR/DPR RI memegang kekuasaan di dalam negeri. Ke depan, pemerintahannya akan fokus pada swasembada.

Prabowo menegaskan, dalam situasi politik saat ini, ada kemungkinan terjadinya perang di mana-mana. Indonesia harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, dimana negara lain harus melindungi kepentingannya.

“Jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, maka akan sulit mendapatkan listrik dari negara lain. Makanya kita harus mengandalkan energi, dan mandiri,” kata Prabowo dalam pidatonya. Pidato Pertama usai pengambilan sumpah jabatan Presiden RI di Gedung DPR/MPR RI, disampaikan pada Senin (21/10/2024).

Menurut Prabowo, Indonesia dikaruniai sumber daya alam dari Tuhan. Misalnya tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, seperti pohon palem yang dapat menghasilkan solar dan bensin.

Tak hanya itu, tanaman pangan seperti singkong, tebu, sagu, jagung dapat diolah dan menjadi sumber energi. “Pemerintahan yang akan saya pimpin akan fokus mencari kekuatan untuk mandiri,” kata Pak Prabowo.

Syarat Pengolahan Minyak RI

Memang saat ini Indonesia masih kecanduan bahan bakar impor (BBM). Hal ini bukanlah hal baru, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri karena produksi minyak di Indonesia semakin berkurang.

Berdasarkan laman resmi Kementerian ESDM, produksi minyak dalam negeri saat ini terus mengalami penurunan, dimana produksi minyak hingga 19 Oktober 2024 tercatat sebesar 578.842 barel per hari (bph), jauh dari target tahun 2024 sebesar 635 ribu bph. .

Berdasarkan data BP Statistical Review, produksi minyak Indonesia pada tahun 1968 tercatat sebesar 599.000 barel per hari, sebelum semakin meningkat hingga mencapai puncak produksi pada tahun 1977 sebesar 1.685.000 barel per hari, kemudian produksi puncak kedua sebesar 1.669.000 barel per hari, hingga kemudian berlanjut hingga 199.

Sedangkan sebelum tahun 1968, produksi minyak Indonesia masih berada pada level 400.000 barel per hari. Berikut datanya:

1965: 486.000 barel per hari

1966: 474.000 barel per hari 1967: 510.000 barel per hari 1968: 599.000 barel per hari 1969: 642.000 barel per hari 1970: 854.000 barel per hari

(pgr/pgr) Simak video di bawah ini: 10 Tahun “Jahil” Jokowi, Produksi Minyak RI Terus Turun Artikel Berikutnya Alamak, Produksi Minyak RI Tak Mencukupi, 2025 Bakal Turun Lagi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *