Jakarta, ILLINI NEWS – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendominasi pasar pinjaman perbankan tanah air. Tingkat pertumbuhan kredit emiten bernama BMRI ini dua kali lipat dibandingkan industri.
Secara konsolidasi sejak September 2024, emiten bernama BMRI ini telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 1,590 triliun, naik 20,8% dibandingkan tahun lalu. Pada Agustus 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pemberian kredit usaha oleh bank nasional sebesar 11,4% y/y.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan kredit berada di atas rata-rata industri di berbagai wilayah Indonesia. “Kalau kita cermati, pertumbuhan Mandiri tidak hanya di daerah tertentu saja, namun pertumbuhan utang ini merata di berbagai wilayah Indonesia. Konferensi penjelasan indikator keuangan triwulan III -2024, Rabu (30/10/2024).
Pada September 2024, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit di Pulau Sumatera sebesar 15,1% year-on-year, sedangkan industri mencatat pertumbuhan year-on-year sebesar 10%. Lalu, distribusi uang di Jakarta dan Banten tumbuh 24,2% y/y dan industri tumbuh 13,6% y/y.
Di Pulau Jawa dan Daerah Istimewa Yogyakarta, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh masing-masing sebesar 10,9% year-on-year dan 7,13%.
Dharmavan melanjutkan, pertumbuhan kredit didukung oleh keluarnya sektor-sektor unggulan dan deleveraging di beberapa sektor. Secara lintas sektor, pertumbuhan terbesar masih didorong oleh penyaluran kredit korporasi yang naik 29,4% year-on-year menjadi Rp 581 triliun pada akhir kuartal III 2024. Selain itu, pertumbuhan kredit Bank Mandiri dipimpin oleh sektor mikro dan UKM yang tumbuh sebesar 13,04% y/y dan 13,7% y/y.
“Bank Mandiri terus memperkuat perannya sebagai agen perubahan melalui penyaluran kredit ke sektor riil untuk mendukung perekonomian masyarakat dan perekonomian Indonesia,” kata Darmawan.
Bank Mandiri juga kembali menegaskan komitmennya terhadap perekonomian kerakyatan dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp32,2 triliun pada September 2024 dan menjangkau 293.000 UMKM. Dengan menyalurkan KUR, Bank Mandiri memperkuat sektor operasional dan mengembangkan sinergi bisnis dengan nasabah ritel besar untuk mendorong kolaborasi.
Dharmavan menambahkan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri dibarengi dengan perbaikan kualitas aset. Mulai September 2024, pinjaman berisiko (LAR) turun menjadi 7,32%. Selain itu, rasio kredit bermasalah (NPL) mengalami penurunan sebesar 89 basis poin (bps) menjadi 0,97%.
Selain itu, Bank Mandiri akan terus terus memperluas penyaluran kredit pada sektor-sektor strategis seperti pertanian dan perkebunan, telekomunikasi, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya di berbagai bidang. “Dengan rencana penyaluran kredit yang membangun perekonomian masyarakat, kami yakin target pertumbuhan kredit dapat tercapai karena mengarah ke level 16%-18% [tahunan] di akhir tahun 2024,” ujarnya.
Berdasarkan laporan publik Bank Mandiri triwulan III 2024, kredit pertambangan tumbuh sebesar 41,8% year-on-year, sedangkan industri tumbuh 25,8% year-on-year. Begitu pula dengan sektor dunia usaha, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,9% y-o-y dan sektor industri sebesar 8,15% y-o-y. Pada segmen konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank Mandiri tumbuh 16,2% year-on-year, sedangkan bisnis tumbuh 11,5% year-on-year.
Per September 2024, pendapatan Bank Mandiri kuartal III 2024 sebesar Rp42 triliun, naik 7,56% year-on-year. Laba bersih Bank Mandiri naik 10,9% year-on-year menjadi Rp32,09 triliun di tengah persaingan dana pihak ketiga yang mendorong kenaikan biaya bunga.
Pada saat yang sama, laba bersih bank naik 12,9% year-on-year menjadi Rp110,64 triliun, sedangkan beban bunga naik 37,8% year-on-year menjadi Rp36,03 triliun. Alhasil, laba bersih (NII) meningkat 3,81% year-on-year menjadi Rp 74,6 triliun. (mkh/mkh) Simak video di bawah ini: Video: Laba Bank Mandiri tembus Rp 42 triliun per September 2024 artikel selanjutnya Perusahaan bergerak cepat, Bank Mandiri melonjak 20% Juni 2024