Jakarta, ILLINI NEWS – Pergerakan nilai tukar rupiah cukup mengejutkan dalam beberapa pekan terakhir. Setelah menguat kuat hingga Rp 15.000 terhadap dolar AS, kini rupee kembali melemah ke Rp 15.600.
“Trennya seharusnya menguat seiring dengan menguatnya fundamental rupiah,” kata Destri Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, dalam jumpa pers, Rabu (16/10/2024).
Penyebab jatuhnya rupee tidak lepas dari dinamika global. Khususnya perang di Timur Tengah yang semakin memanas, setelah Israel berhadapan dengan Hamas dan Hizbullah di wilayah Gaza dan Lebanon.
“Geopolitik yang menyebabkan perasaan ini,” kata Destry.
BI, kata Destri, akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupee sesuai fundamentalnya. Makanya strategi BI selama ini disebut triple intervensi, kita terapkan di lapangan, DNDF dan SBN, jelasnya.
BI juga memiliki instrumen lain untuk menarik dana asing ke dalam negeri, antara lain SRBI, SVBI, dan SUVBI. Per 14 Oktober 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat Rp 934,87 triliun, USD 3,38 miliar, dan USD 424 juta.
“BI terus melakukan sosialisasi penggunaan LCT yang kini sudah ada di 4 negara, dan akan ditambah India dan Korea Selatan,” jelasnya. (mij/mij) Simak video di bawah ini: Video: Rupiah Sentuh IDR/USD 15.700, Dimana BI Rate Akhir Tahun 2024? Artikel selanjutnya DPR Seleksi Calon Deputi Gubernur Senior BI Pekan Depan