Jakarta, ILLINI NEWS – Daun pisang, produk alami yang sudah lama digunakan dalam budaya Asia Tenggara dan kerap dianggap sederhana, rupanya menarik perhatian pasar internasional, dengan harga berkisar antara $3,50 hingga $5,00 per kaki atau sekitar Rp. 78K atau hampir Rs.80.000 (1 = US$15.690).
Popularitas daun pisang mencerminkan minat konsumen terhadap produk ekologi dan alami. Permintaan ini didorong oleh kebutuhan akan alternatif yang berkelanjutan, terutama untuk keperluan kuliner dan dekorasi.
Di berbagai negara, daun pisang digunakan sebagai bahan pembungkus makanan tradisional seperti tamale di Meksiko, poisson cru di Polinesia, dan nasi livet di Indonesia. Selain itu, daun ini semakin populer sebagai elemen dekoratif alami untuk acara bertema tropis. Khususnya di Amerika Serikat dan Inggris, daun pisang digunakan untuk dekorasi pernikahan dan restoran karena penampilannya yang eksotis dan ramah lingkungan.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024, Thailand menempati posisi pertama ekspor dengan volume 38.200 kg, disusul Inggris Raya dan Vietnam.
Dalam hal nilai ekspor, Thailand memimpin dengan $162,250.25 pada tahun 2024, diikuti oleh Inggris dengan $123,161.6 dan Vietnam dengan $95,052.42. Terbukti dengan posisi Inggris sebagai salah satu importir utama, pasar Eropa kembali menunjukkan minat, dan minat terhadap daun pisang sebagai produk keindahan alam dan kuliner terus tumbuh di Eropa.
Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap produk ramah lingkungan, daun pisang dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memiliki masa depan yang cerah.
Indonesia perlu meningkatkan branding dan memperluas saluran pemasaran internasional sebagai salah satu produsen daun pisang potensial di Asia Tenggara. Partisipasi dalam pameran produk alam, serta peningkatan iklan sebagai produk ramah lingkungan, dapat membuka peluang pasar baru. Jika ditangani dengan baik, daun pisang asal Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar global yang semakin menghargai produk alami dan berkelanjutan.
Dengan strategi yang tepat, daun pisang Indonesia berpotensi menjadi bagian penting dari tren dekorasi tropis dan gaya hidup berkelanjutan yang saat ini populer di negara-negara utama.
ILLINI NEWS Riset Indonesia
(emb/emb) Simak video berikut: Prabowo: Hilirisasi Mutlak, No Deal!