Jakarta, ILLINI NEWS – Mengikuti pertumbuhan ekonomi digital dan peningkatan penetrasi media, nilai belanja iklan di Indonesia menunjukkan angka yang sangat tinggi. Berdasarkan laporan Nielsen paruh pertama tahun 2024, sepuluh besar kategori produk dengan belanja iklan tertinggi didominasi oleh sektor barang konsumsi (FMCG), jasa telekomunikasi, dan sektor media penyiaran. Namun yang menarik adalah kategori politik dan pemerintahan yang masuk dalam sepuluh besar menunjukkan betapa pentingnya sektor ini dalam pasar periklanan nasional. Di Indonesia, kategori politik dan pemerintahan menghasilkan belanja iklan sebesar USD 262,1 juta atau sekitar 4. Rp 15 triliun (1 USD = Rp 15.840). Angka-angka ini nampaknya mencerminkan dorongan besar untuk mempengaruhi masyarakat melalui iklan, terutama menjelang tahun pemilu. Tingginya belanja iklan di sektor ini menunjukkan meningkatnya investasi pemerintah dan partai politik dalam membangun citra dan menarik perhatian masyarakat.
Sebagai catatan, Indonesia akan menggelar pemilihan umum legislatif dan presiden serentak pada 14 Februari 2024. Ada 18 partai politik yang bersaing dan tiga calon presiden dan wakil presiden.
Indonesia bukan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki belanja iklan politik yang tinggi. Beberapa negara tetangga juga menunjukkan tren yang sama, terutama pada kategori politik dan pemerintahan yang masuk sepuluh besar di berbagai pasar.
Di negara tetangga Malaysia, sektor politik dan pemerintahan mendominasi dengan belanja iklan tertinggi, mencapai US$230,7 juta. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan partai politik Malaysia cukup agresif dalam kampanye komunikasi publiknya, terutama melalui media tradisional dan digital, hingga menjangkau khalayak luas sebesar USD 43,8 juta. Meski nilainya relatif lebih rendah dibandingkan Indonesia dan Malaysia, namun pemerintah Singapura tetap fokus pada komunikasi publik yang intensif, terutama dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan penting.
Di Thailand, kategori politik juga masuk sepuluh besar, dengan belanja iklan mencapai US$35,4 juta. Seperti halnya di Indonesia, pengeluaran ini didorong oleh kebutuhan untuk menjangkau khalayak yang luas menjelang pemilu melalui berbagai saluran media yang efektif.
Belanja iklan di sektor politik Asia Tenggara merupakan sebuah perubahan besar. Dengan latar belakang meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses politik, pemerintah dan partai politik di berbagai negara mengalokasikan anggaran iklan yang besar untuk memperluas pengaruhnya. Anggaran periklanan politik menunjukkan bahwa media – baik tradisional maupun digital – menjadi sarana utama untuk menjangkau dan membentuk opini publik.
Peningkatan anggaran di sektor politik juga sejalan dengan tren global, dimana pengeluaran untuk iklan politik meningkat menjelang pemilu, terutama di negara-negara dengan populasi besar dan pemilih potensial yang terus meningkat penguasaan ruang iklan, agar dapat mempengaruhi opini masyarakat secara optimal.
Riset ILLINI NEWS (emb/emb) Simak video di bawah ini: Prabowo: Benar-benar Hilir, Tak Bisa Nego!