Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintah bersama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) berencana menurunkan total biaya pembangunan rumah sebesar 21% sehingga harga KPR yang ditawarkan kepada masyarakat bisa ditekan.
CEO BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan penurunan biaya bisa total 21% untuk rumah MBR dan MBT. Pengurangan yang wajar ini bisa terjadi jika ada pembebasan PPN, pengurangan PPH, dan penghapusan BPHTB.
Dari sisi teknis, Menteri Perumahan dan Permukiman Maruarar Sirait mengatakan, pihaknya akan meminta Menteri Keuangan Si Munlamani memperpanjang pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) selama 5 tahun lagi.
Lebih lanjut, Maruarar mengatakan, pihaknya telah sepakat dengan Kementerian Dalam Negeri untuk membebaskan biaya pembelian tanah dan benda-benda lainnya (BPHTB) dari pemerintah provinsi untuk menurunkan harga jual rumah.
Jika alokasi lahan bisa gratis dan murah, efisiensi bisa tercapai, perizinan lebih mudah, ia yakin pembangunan tiga juta rumah bisa meningkatkan nilai pengembang secara signifikan.
Tn. Maruarar mengatakan pada Developer Gathering, di BTN Tower 1, Jakarta, “Tahun depan saya berani sampaikan akan banyak perubahan terkait perumahan, baik komersial maupun sosial… (9/11/2024). Retribusi PBG akan dihapuskan .
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan rencananya dalam waktu dekat akan menghilangkan Gedung Persetujuan (PBG), khususnya MBR. Terkait rencana penghapusan BPHTB pada MBR, Tito mengatakan hal tersebut akan bersifat komunal dengan pemerintah daerah dan seluruh pengembang di daerah.
“Saya akan mengeluarkan surat pemberitahuan dalam waktu paling lama 10 hari untuk menghapuskan pajak PBG khusus MBR, agar tidak terjadi kesimpangsiuran, kami akan undang seluruh pemerintah daerah, BTN, dan perwakilan real estate ke proyek perumahan MBR. dilaksanakan oleh Pak Maruarar Kami mohon kepada pemerintah provinsi untuk menciptakan proses solidaritas sosial untuk membantu masyarakat kurang mampu,” jelas Tito.
Sementara itu, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid mengatakan pihaknya akan meminta pengembang untuk membuat tempat umum dan tempat sosial (tahap dan tempat sosial) di proyek kantor pusatnya dan akan memperbaiki denda berupa penyediaan perumahan gratis MBR. untuk . Pengembang yang tidak patuh.
Seperti diketahui, Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, berencana membangun masing-masing 3 juta rumah mulai awal tahun 2025. Rinciannya, dalam proyek tersebut akan dibangun 2 juta rumah dan 1 juta unit rumah. Dibangun di kawasan perkotaan. (dce) Tonton video di bawah ini: Video: Uang Muka 0% pada tahun 2025, anugerah bagi industri real estate? Artikel selanjutnya Sedih! Warga negara Indonesia tidak menerima subsidi perumahan sebesar 30% dari KPR atas pinjaman tersebut.