Jakarta, ILLINI NEWS – Negara tirai bambu, China, menggulirkan paket stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang masih lesu. Tiongkok berharap target pertumbuhan ekonominya dapat tercapai.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa tingkat inflasi Tiongkok masih menurun. Biro Statistik Nasional Tiongkok mencatat indeks harga konsumen (CPI) naik secara tahunan sebesar 0,4% pada September 2024. Angka tersebut turun dibandingkan 0,6% pada Agustus. Dan angka tersebut di bawah perkiraan 0,6% dalam survei ekonomi Bloomberg.
Perlambatan inflasi terjadi ketika pemerintah daerah berupaya meningkatkan aktivitas domestik dan mendukung kemerosotan sektor real estate di Tiongkok.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik mengumumkan harga di tingkat industri mengalami penurunan sebesar 2,8% per tahun (year-on-year). Hal ini akan memperpanjang masa inflasi hingga akhir tahun 2022.
PMI manufaktur Tiongkok juga berada dalam mode kontraksi. PMI resmi NBS untuk Tiongkok naik menjadi 49,8 pada September 2024, naik dari level terendah dalam enam bulan di 49,1 pada Agustus. Namun jumlah tersebut masih dalam tahap pengerjaan.
Namun, meski perekonomian Tiongkok saat ini berada dalam masa resesi dan stagnasi, Tiongkok tetap menjadi negara terbesar dalam hal produk domestik bruto (PDB) di Asia. Sejauh ini, belum ada negara yang mampu melampaui nilai ekonomi Tiongkok di Asia.
Tiongkok adalah produsen dan pengekspor barang terbesar di dunia. Namun, persentase ekspor terhadap PDB terus menurun hingga hanya 20%, yang mencerminkan menurunnya peran ekspor dalam perekonomian Tiongkok. Meskipun demikian, Tiongkok tetap menjadi negara dagang terbesar di dunia dan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional.
Manufaktur telah beralih ke industri berteknologi tinggi seperti kendaraan listrik, energi terbarukan, peralatan telekomunikasi dan komputer, dan jasa juga tumbuh dalam persentase terhadap PDB. Tiongkok juga merupakan pasar impor barang konsumsi dan barang sekunder dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Di sisi lain, Indonesia juga mampu masuk dalam 5 negara terkaya di Asia. Indonesia menempati peringkat kelima setelah Korea Selatan. Menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), PDB Indonesia pada tahun 2024 bisa mencapai 1,47 triliun dolar atau setara Rp 22,865 triliun (Rp 15.555/1 dolar).
Riset yang dilakukan ILLINI NEWS
[dilindungi email] (foto/gambar)