Jakarta, ILLINI NEWS Indonesia- Pada pembukaan perdagangan Selasa (11/12/2024), pasar saham AS diperdagangkan datar setelah memangkas penguatan pasca pemilu. Investor tampak menarik diri setelah sebelumnya mendorong Dow Jones Industrial Average (DJIA) ke rekor tertinggi di atas 44.000.
DJIA naik 0,15% menjadi 44.359,21, naik 66,08 poin. S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi, naik 0,07 persen menjadi 6.005,5. Sedangkan Nasdaq Composite turun tipis 0,03% menjadi 19.293,61.
Menurut Larry Tentarelli, pendiri Blue Chip Daily Trend Report, pasar kini fokus pada potensi kebijakan pemerintahan baru yang dipimpin Trump. “Ini mirip dengan apa yang kita lihat pada tahun 2016 ketika Trump pertama kali menang,” kata Tentarelli.
Harga minyak mencatat kenaikan yang signifikan, naik 1,51% menjadi $69,07 per barel, karena ekspektasi pasar terhadap kebijakan energi Trump. Sementara itu, harga emas naik 0,14 persen menjadi $2,621.3 per ounce, menunjukkan bahwa permintaan terhadap komoditas berharga tersebut tetap kuat di tengah ketidakpastian global.
Obligasi AS bertenor 10 tahun naik 1,903% menjadi 4,39% mencerminkan ekspektasi pasar terhadap potensi kebijakan yang lebih ketat. Di pasar mata uang, EUR/USD melemah sebesar 0,357 persen menjadi 1,062, menunjukkan bahwa terjadi krisis euro ketika terdapat lebih banyak sentimen daripada kepentingan.
Trader juga akan fokus pada data ekonomi yang akan dirilis, termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan indeks harga produsen (PPI) yang akan dirilis pada akhir minggu. Setelah Federal Reserve kembali memangkas suku bunga pada pekan lalu, rilis data ekonomi akan menjadi topik utama.
Kepala investasi B Riley Wealth, Art Hogan, mengatakan tantangan pasca pemilu akibat politik adalah “pemikiran yang nyaman”. Hogan juga menambahkan, langkah Federal Reserve yang memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada pekan lalu memberikan angin segar bagi pasar namun juga memicu spekulasi mengenai penurunan lebih lanjut di masa depan.
Dengan pemikiran positif tersebut, Wall Street tampak penuh harapan di akhir tahun. Namun, para analis menyarankan investor untuk berhati-hati, karena kemungkinan volatilitas yang mungkin terjadi seiring dengan kenaikan ukuran pasar.
Secara keseluruhan, meskipun kekuatan untuk mendukung saham agak berkurang, Wall Street masih berkinerja baik sejalan dengan ekspektasi ekonomi pasca pemilu.
ILLINI NEWS
(emb/emb) Tonton video di bawah ini: Central Partnership Diluncurkan, Memperdalam Pasar Keuangan Indonesia? Artikel sebelumnyaWall Street Jatuh: Indeks Nasdaq turun 2%, S&P500 turun 1%