Jakarta, ILLINI NEWS – Dalam upaya mengurangi ketergantungan impor susu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan lahan seluas 1,5 juta hektar yang siap digunakan oleh investor peternakan di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi impor susu dari luar negeri yang masih mendominasi untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, pihaknya telah bekerjasama dengan beberapa investor dari dalam dan luar negeri untuk mendatangkan sapi hidup dalam jumlah besar.
“(Harus) mendatangkan sapi hidup, karena kalau menunggu sapi berkembang biak (secara alami) dan pertumbuhan populasinya pesat, itu tidak akan berakhir,” kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, di sana. Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Total komitmen sapi yang akan diimpor mencapai 2 juta ekor, baik susu maupun dagingnya.
Sudaryono menegaskan, impor sapi hidup akan sepenuhnya didanai oleh investor tanpa melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebanyak 60 perusahaan dan koperasi dalam dan luar negeri telah menyatakan niatnya untuk berinvestasi, termasuk perusahaan Vietnam.
Peran pemerintah dalam program impor ternak ini adalah untuk memfasilitasi penerbitan izin dan proses lainnya agar program ini dapat terlaksana dengan cepat.
“Kita bantu perizinan dan lain-lain, lalu kita pastikan juga, kemarin kita juga sudah bertemu dengan asosiasi dan produsen susu, karena masuknya sapi tidak serta merta, yang lain akan dikelola oleh asosiasi atau produsen susu yang akan mengelola. itu,” katanya.
Dalam persiapannya, Kementerian Pertanian telah mengidentifikasi lahan seluas 1,5 juta hektare yang bisa dijadikan tempat beternak. Lahan-lahan tersebut tersebar di dalam dan luar Pulau Jawa, termasuk di wilayah yang dekat dengan pasar-pasar besar.
Untuk menyediakan lahan tersebut, kata dia, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan berbagai pihak, antara lain BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), perusahaan swasta pemegang Hak Guna Usaha (HGU), serta beberapa lembaga pemilik lahan lainnya.
“Misalnya tanah milik universitas, milik masyarakat dan lain sebagainya, kita kasih alternatif, yang mana mereka mau memilih (ada) banyak tanah, di dalam dan luar Pulau Jawa, sudah kita hitung dan ketemu 1,” Lahan 5 juta hektar terserah mau apa, ada juga yang mau dekat pasar, ada yang di Jawa, ada yang di Sulawesi, dan sebagainya,” jelas Sudaryono.
Dengan adanya penambahan investor sebanyak 2 juta ekor sapi hidup, Sudaryono berharap Indonesia dapat meningkatkan porsi produksi susu nasional dari 20% menjadi lebih dari 50% kebutuhan nasional. Saat ini, 80% kebutuhan susu Indonesia masih harus dipenuhi melalui impor.
Melalui program ini, Kementerian Pertanian berharap dapat memperkuat ketahanan pangan nasional di sektor susu dan daging sapi. Program ini juga diharapkan menjadi langkah awal yang penting menuju swasembada sektor susu dan daging sapi di Indonesia, dengan dukungan dan partisipasi investor besar. (wur) Tonton video di bawah ini: Video: Untuk meningkatkan kualitas susu, peternak membutuhkan modal dan teknologi Artikel Berikutnya Sebelum pemerintahan baru, impor susu dan hewan ternak semakin meningkat