Jakarta, ILLINI NEWS – PT Bukalapak.com berbagi Tbk. (BUKA) saat ini dimiliki oleh API (Hong Kong) Investment Limited. Berdasarkan data Bursa Sentral Indonesia per 9 Oktober 2024, nama API (Hong Kong) Investment Limited memiliki pemegang saham tidak lebih dari 5%.
Pada 8 Oktober 2024, API akan memiliki 13,44 miliar saham BUKA atau setara 13,04%.
Jabatannya digantikan oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) saat ini memiliki 10,68 miliar saham BUKA atau setara dengan 10,36%.
Saat ini sisa 5 persen pemegang saham BUKA adalah PT Creative Media Karya, anak usaha Emtek yang juga menguasai BUKA setara 25,38 miliar saham atau kepemilikan 24,62 persen, dan Archipelago Investment Pte Ltd 9,73 miliar saham atau 9,44 persen.
Sebelumnya, PT Creative Media, pemegang saham utama perseroan, menambah kepemilikannya sebanyak 9,8 miliar lembar saham sebagai Senior Controller.
Transaksi tersebut terjadi pada 9 Oktober 2024 berdasarkan publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Emtek melakukan transaksi pembelian kembali saham perseroan secara langsung sebanyak 9.831.706.040 lembar saham atau setara dengan 9,54% dari seluruh saham ditempatkan dan disetor perseroan.
“EMTEK awalnya memegang 0,82% saham perseroan (850 juta lembar saham), mewakili 10,36% saham perseroan,” tulis manajemen.
Selain itu, manajemen juga menyatakan belum berencana melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat sehingga juga belum berencana mencatatkan saham perseroan di bursa.
Pengumuman EMTK juga menyebutkan harga pembelian per saham adalah Rp 120 dengan total nilai 1,17 triliun saham.
Tujuan transaksi adalah investasi jangka panjang.
Sebelumnya terdapat transaksi crossover saham BUKA dengan harga diskon, berbeda dengan tiga transaksi sebelumnya. Total volume pembelian tercatat 98,31 juta lot dengan harga Rp 120 per saham atau diskon hingga 13,66%. Total transaksi di harga murah tersebut mencapai Rp 1,17 triliun.
Sedangkan total delapan transaksi saham BUKA mulai dari diskon hingga premium mencapai Rp 2,08 triliun.
Pelaku pasar tertarik pada saham BUKA di tengah rumor perusahaan e-commerce China Temu akan memasuki pasar Indonesia di tengah penolakan pemerintah.
Menurut pemerintah, penggunaan temu dapat merusak dan mengancam ekosistem UMKM dalam negeri, seiring semakin banyaknya barang impor asal Tiongkok.
Oleh karena itu, akuisisi Bukalapak dinilai paling logis untuk memasuki pasar Indonesia, dengan eks toko TikTok Tokopedia. .