illini news IHSG Loyo Lagi, Saham Bank Raksasa Biang Keroknya

JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat kembali terkoreksi pada penghujung sesi I perdagangan Rabu (6/11/2024), di tengah antisipasi investor terhadap pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG melemah 0,41% ke 7.461,54. IHSG masih berada di level psikologis 7400 menjelang sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp5,3 triliun pada hari pertama sesi, mencakup 13 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 732.276 kali. Sebanyak 261 saham mencatatkan pertumbuhan, 291 saham melemah, dan 221 saham dalam tren stagnasi.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penghambat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 0,87%.

Sementara dari sisi saham, empat emiten perbankan raksasa kompak membebani IHSG, dengan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) paling tertekan hingga mencapai 20,1 poin indeks.

Berikut saham-saham penekan IHSG hari ini di Sesi I.

IHSG kembali melemah seiring investor menunggu dampak pemilu presiden AS dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pemilu AS dilaporkan berlangsung Selasa lalu, dengan penghitungan suara berlanjut setelah pemungutan suara ditutup pada pukul 18:00 CET.

Mengutip Channel News Asia (CNA), diketahui sistem pemilu di Amerika Serikat tidak mencakup pemilihan pemimpin secara langsung oleh pemilih. Suara warga akan memilih 538 anggota kelompok yang dikenal sebagai Electoral College, yang kemudian bertugas memilih presiden dan wakil presiden.

Jika persaingan antara kedua calon Presiden Amerika Serikat sangat ketat, hasilnya mungkin memerlukan waktu beberapa hari sebelum pemenang diumumkan.

Menjelang tahun 2020, media AS melaporkan bahwa kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden berhasil menang pada 7 November, meski pemungutan suara ditutup empat hari sebelumnya.

Dari sisi data domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada triwulan III tahun 2024 seiring dengan melambatnya konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Melemahnya perekonomian dan konsumsi rumah tangga menjadi awal buruk pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, konsumsi merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,95% year-on-year (y/y) pada kuartal ketiga tahun 2024. Rekor ini merupakan pertumbuhan terendah yang dicapai dalam setahun terakhir.

Ini merupakan pertumbuhan ekonomi terendah yang tercatat pada tahun lalu, tepatnya pada triwulan III 2023, yakni sebesar 4,94%. Sedangkan triwulan IV tahun 2023 mencapai 5,04%, triwulan I tahun 2024 mencapai 5,11%, dan triwulan II tahun 2024 mencapai 5,05%.

Dilihat dari biaya, konsumsi rumah tangga tumbuh kurang dari 5%, atau tepatnya 4,91% secara tahunan. Padahal konsumsi terhadap total PDB Indonesia sebesar 53,08%. Pertumbuhan konsumsi pada kuartal III juga berada di bawah angka historis yakni 5%.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada Juli-September 2024 setara dengan triwulan I tahun 2024 dan merupakan yang terburuk sejak triwulan IV tahun 2023.

Lemahnya perekonomian ini merupakan sinyal bahwa kondisi permintaan sedang tidak baik.

Riset ILLINI NEWS

[email protected] Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa wawasan dari Riset ILLINI NEWS. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini. (chd/chd) Simak videonya di bawah ini: Video: Bos BEI: Pasar Saham Indonesia Sangat Kompetitif Secara Global Artikel Berikutnya Lambatnya IHSG Pengaruhi Kinerja 5 Saham Berkapitalisasi Besar Ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *