JAKARTA, ILLINI NEWS – Presiden RI Prabowo Subianto akan meresmikan lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara) beserta dana yang dikelolanya pada 7 November 2024.
Prabowo juga menunjuk Ketua Komisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017 Muliaman Khadad Danantara sebagai ketua badan pengelola investasi yang mengelola dana investasi di luar APBN melalui skema Sovereign Wealth Fund (SWF).
BP Danantara Muliaman Hadad seperti dikutip, Rabu (6/11).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kantor Danantara berlokasi di Gedung Jalan Soeroso, Mentenge, Jakarta, yang merupakan kantor pusat Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
Sementara itu, Wakil Presiden BP Danantara Kaharuddin Djenod Dang Manyambang menyatakan akan menghadiri acara pelantikan Presiden Prabowo. Sedangkan untuk regulasi BP Danantara juga masih dalam tahap pengembangan. Juga dengan rencana perubahan UU BUMN.
Muliaman juga mencatat, tanggung jawab dan wewenang BP Investment Danantara berbeda dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang dipimpin oleh Eric Tokhir, namun akan sama dengan NTF yang didirikan oleh Republik Indonesia yang akan berinvestasi di Indonesia. Agensi (INA).
Muliaman mengatakan, aset-aset tersebut nantinya akan dikonsolidasi menjadi entitas baru dan akan dilakukan pembahasan dengan menteri terkait bagaimana implementasi lembaga tersebut. Dia membantah seluruh saham milik Kementerian BUMN telah dialihkan ke lembaga baru yang dipimpinnya.
Muliaman mengatakan Danantara akan mengelola seluruh aset yang dialihkan pemerintah tersebut, namun akan dilakukan secara bertahap, pertama dengan membentuk badan investasi, kemudian melalui peraturan perundang-undangan.
Ia juga menyarankan agar Undang-Undang Perusahaan Negara (VVĮN) diubah untuk membentuk badan tersebut.
Kementerian Investasi dan Pengawasan/BKPM selanjutnya hanya akan fokus pada pengelolaan investasi dan dikatakan mencerminkan komitmen Prabow terhadap pengelolaan investasi nasional yang terintegrasi dan fokus.
Pada saat yang sama, Kementerian BUMN bertugas merumuskan kebijakan pemerintah dan mengawasi perusahaan komersial yang menguntungkan.
Danantara sendiri lebih mirip dengan Indonesia Investment Corporation (INA), namun dengan modal lebih besar. INA adalah dana kekayaan negara Indonesia, yang didirikan pada tahun 2020.
Muliaman menambahkan, Dhananthara pada akhirnya mungkin akan bergabung dengan INA.
Wakil Menteri Keuangan III Anggito Abimanyu mengatakan Danantara nantinya akan menggabungkan properti-properti BUMN tersebut dan menggunakan properti-properti berbagai BUMN sebagai wahana investasi pemerintah untuk menambah atau memanfaatkan properti-properti tersebut.
Kandidat Temasek BUMN di Singapura disebut-sebut bisa menjadi acuan BPI Danantara. Jika melihat sejarah Temasek, lembaga ini berdiri pada tahun 1974. Pada tanggal 25 Juni, awalnya hanya memiliki kapitalisasi awal sebesar 354 juta dolar Hong Kong, namun kini telah mencapai 389 miliar dolar.
Sektor investasi Temasek meliputi transportasi dan industri, jasa keuangan, media dan teknologi, konsumen dan real estate, komunikasi dan ilmu hayati, pertanian dan pangan. (mkh/mkh) Simak video di bawah ini: Video: Saham BUMN Kompak ambruk, investor tunggu konfirmasi dari Danantara