Jakarta, ILLINI NEWS – Saham emiten teknologi e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melonjak lebih dari 30% pada Senin (10/07/2024).
Hingga pukul 12.00 WIB, saham BUKA menguat 30,43% ke Rp 150/saham. Dalam sepekan terakhir, saham BUKA menguat 23,97%. Sedangkan bulan lalu naik 30,43%. Namun masih turun 30,56% sepanjang tahun.
Pada sesi I hari ini, saham BUKA dipertukarkan sebanyak 26.263 kali dengan volume 2,47 miliar lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 346,55 miliar. Kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 15,47 triliun.
Kolom bid atau buy pada order book sebesar Rp 145/saham memiliki order beli terbesar pada Sesi I hari ini sebanyak 217,463 juta lot atau sekitar Rp 3,15 miliar.
Sementara itu, kolom bid atau sell di harga Rp 155/saham atau tertinggi hari ini menunjukkan garis jual terbesar sesi 1 hari ini yakni mencapai 1,01 juta lot atau sekitar Rp 15,74 miliar.
Saham emiten teknologi Bukalapak langsung menguat setelah sebagian besar sahamnya memerah selama sepekan terakhir.
Saham BUKA ditutup menguat 0,86% di harga Rp 115/saham pada perdagangan Jumat kemarin. Namun meski pekan lalu melemah, saham BUKA rupanya menguat kuat.
Broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatatkan pembelian bersih (net buy) saham BUKA senilai Rp 25,6 miliar pada transaksi Jumat lalu.
Kenaikan saham BUKA pada sesi I hari ini terjadi setelah kabar Direktur Perseroan Teddy Nuryanto Oetomo resmi mengundurkan diri pada 30 September 2024.
Merujuk keterbukaan informasi, pada Kamis pekan lalu, usulan persetujuan pengunduran diri tersebut telah disampaikan kepada rapat umum pemegang saham luar biasa Perseroan yang akan diadakan untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 90 hari setelah menerima pengunduran diri. oleh pemegang saham.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 14 Ayat 8 Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 8 Ayat 3 Peraturan OJK No.8. 33/POJK.04/2014 Tahun 2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
BUKA menegaskan, transmisi keterbukaan informasi tersebut tidak mempunyai dampak khusus, mengingat transmisi keterbukaan informasi tersebut merupakan pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi berdasarkan POJK no. 31 dan Pasal 8 ayat 2 POJK no. 33.
Sedangkan Teddy diangkat menjadi direktur pada 30 April 2021 berdasarkan keputusan RUPSLB, efektif pada akhir RUPSLB.
Sebelum menjadi direktur BUKA, pengalaman Teddy menjabat sebagai Head of Brokerage di PT Schroders Investment Indonesia pada tahun 2015 hingga 2018. Beliau sebelumnya bekerja di Credit Suisse sebagai kepala penelitian ekuitas di Indonesia pada tahun 2011-2014.
Teddy meraih gelar PhD di bidang Ekonomi dari University of Sydney dan gelar BA di bidang Ekonomi dari University of Sydney.
RISET ILLINI NEWS
[email dilindungi]Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik yang disajikan dalam bentuk opini Riset ILLINI NEWS. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang diakibatkan oleh keputusan tersebut. (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Reaksi Positif Kabinet Prabowo, IHSG Amankan 7 Hari Berturut-turut Artikel Selanjutnya Awas, Ada Penipuan yang Mengatasnamakan Bukalapak!