Jakarta, ILLINI NEWS -PT HM Samporerna TB (Sampoerna) telah menjadi kekuatan motorik dalam perusahaan mikro Indonesia, kecil dan menengah (MSME) melalui komunitas ritel Sampoerna (SRC).
Ivan Cahyadi, direktur HM Sampoerna, menekankan bahwa sinergi yang dekat antara pemerintah dan sektor swasta dapat menciptakan efisiensi dan keakuratan tujuan dalam program kelayakan MSME.
Menurutnya, dengan membangun kemitraan strategis dengan berbagai bagian, SRC berhasil menciptakan ekosistem bisnis yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Di masa depan, saya ingin mengundang kami untuk terus bekerja sama untuk meningkatkan program pemerintah dan pengembangan MPME di Indonesia. Kami dapat mencapai tujuan pemerintah bersama untuk mencapai 8 %pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia,” katanya dalam sebuah pernyataan resmi, Selasa (18/2025).
Sejak yayasannya, SRC telah memfasilitasi pengembangan jaringan ritel tradisional dan mendukung aktor bisnis untuk meningkatkan daya saing mereka di era digital. SRC muncul sebagai forum untuk pengembangan ritel tradisional, dengan tujuan membantu supermarket lokal untuk bertahan hidup dan berkembang di tengah persaingan yang semakin sengit. Dengan bantuan dan pelatihan yang komprehensif, SRC berhasil melatih lebih dari 347.000 UKM di Indonesia. Selain itu, SRC juga telah berpartisipasi dalam program pemindaian untuk meningkatkan daya saing perusahaan kecil dan menengah.
Menurut penelitian pada tahun 2023, dampak ekonomi ekosistem SRC sangat signifikan. Diperkirakan bahwa RP236 triliun RP, yang setara dengan 11,4% dari total produk domestik bruto nasional (PDB) pada tahun 2022, diperkirakan mencapai RP236 triliun rp setiap tahun. Angka ini menunjukkan bahwa keberadaan SRC telah berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu inisiatif utama SRC adalah program “sudut lokal”, yang merupakan sarana untuk mendistribusikan SRC di supermarket untuk Ultra-Mikro MPMes. Hasilnya sangat positif, dibandingkan dengan peningkatan penjualan 40% dengan produk yang dijual di supermarket non -SRC. Ini menunjukkan bahwa kerja sama antara ritel modern dan MPME dapat memiliki dampak ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan. “Semua rantai hilir dari bisnis Samperna berasal dari Indonesia dan mencoba mempengaruhi orang Indonesia beberapa kali,” kata Ivan. Selain itu, Ivan menjelaskan bahwa di era digital saat ini, SRC terus berinovasi dengan meningkatkan daya saing aktor MSME melalui pengembangan aplikasi digital, salah satunya termasuk dalam “Super App Ayo”. Tujuan dari inovasi ini adalah untuk memfasilitasi pemilik toko kelontong SRC untuk melakukan transaksi grosir tanpa harus meninggalkan bisnisnya. “Itu sebabnya mereka tidak harus lagi untuk toko. Karena pengusaha ritel ini kadang -kadang karena mereka sendirian, mereka harus pergi ke toko untuk membuang waktu bagi para pedagang karena mereka perlu membeli. Hari ini, Anda tidak membutuhkan cukup banyak ibu jari,” katanya.
Selain itu, SRC juga berisi “May Ayo”, platform digital yang menghubungkan pengusaha ritel UMKM langsung ke konsumen. Langkah ini tidak hanya membantu usaha kecil terhadap tantangan e -commerce, tetapi juga memberi mereka akses ke pasar yang lebih luas tanpa biaya tambahan. “Karena kita tahu dunia sekarang pindah ke e -commerce. Ini menyediakan akses ke pengusaha ritel MPMe untuk mendigitalkan langsung ke konsumen tetangga,” jelas Ivan. Dengan semangat kerja sama, digitalisasi dan inovasi, MPME Indonesia dapat menjadi kolom utama untuk memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan peningkatan yang baik dari masyarakat. Dengan inisiatif ini, SRC telah membuktikan bahwa usaha kecil dapat menjadi lebih dan lebih kuat dengan dukungan yang tepat. “Jika jutaan MPME dapat bergabung dengan SRC dalam ekosistem ini, kami berdua berjuang untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi 8%,” kata Ivan. (DPU/DPU) Tonton video di bawah ini: Video: KEMENKOP CUT Nik Koperasi Koperasi Koperasi Persamaan Pengisian Artikel Next The Tebet Market Print Shop Lonely Buck