Jakarta, ILLINI NEWS – Presiden PT Freeport Indonesia Tony Venas menekankan pentingnya mengembangkan industri pengolahan dalam negeri. Hal ini dilakukan agar produk yang diperoleh dari katoda tembaga dapat dimanfaatkan secara optimal oleh industri dalam negeri.
Menurut dia, meski produksi katoda tembaga PTFE mengalami peningkatan, sayangnya industri dalam negeri belum siap menyerap seluruh produk pabrik peleburan tembaga tersebut.
Oleh karena itu, diharapkan akan ada industri dan lebih banyak lagi industri hilirnya, ujarnya dalam acara ILLINI NEWS Mining Zone, Kamis (10/10/2024).
Lalu, dia mencontohkan, dari 330 ribu ton tembaga katoda yang saat ini diproduksi di PT Smelting, sedikitnya 200 ribu ton dikonsumsi oleh industri dalam negeri. Sementara itu, sisanya sebanyak 130.000 ton diekspor.
Menurut Tony, kondisi serupa juga terjadi pada produksi katoda tembaga di pabrik kedua perseroan di Manyaara JIIPE, Gresik, Jawa Timur yang tercatat mampu memproduksi 600.000 ton katoda tembaga per tahun.
Jadi kalau kondisi sekarang sama, kalau dapat 600.000 kemungkinan besar akan diekspor semua, kata Tony.
Oleh karena itu, dia berharap industri turunan dalam negeri bisa cepat berkembang untuk menyerap produksi katoda tembaga perseroan. Perlu diketahui, sebagian katoda tembaga produksi PT Smelting masih diekspor.
Kenyataannya yang diproduksi di PT Smelting untuk diekspor, tidak dieksploitasi, hanya sekitar 50-60 persen yang dieksploitasi. Jadi kalau kita lihat tembaga katoda, tembaga itu sebenarnya banyak digunakan untuk perkabelan, bahan bangunan, baterai, kendaraan listrik, dan sebagainya,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada Senin (23/09/2024), produksi perdana katoda tembaga diresmikan di pabrik kedua PTFI di Kecamatan JIIPE, Gresik, Jawa Timur yang juga disaksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jacobi). Smelter di JIIPE Gresik diharapkan menjadi smelter tembaga terbesar di dunia dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun.
Bersama smelter pertama yang dioperasikan PT Smelting, kedua fasilitas tersebut akan memurnikan total 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, menghasilkan 1 juta ton tembaga katoda, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun.
Total investasi pada proyek yang mencakup lahan seluas 104 hektar ini mencapai 3,7 miliar dolar atau setara Rp 58 triliun.
Sekitar 100.000 katoda tembaga dari pabrik PTFI rencananya akan diserap oleh PT Hailiang Group, perusahaan foil tembaga yang sedang membangun pabrik di kawasan JIIPE Gresik.
Sedangkan untuk emas, sekitar 20 ton emas akan diserap dari pabrik ini oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
(wia) Simak video di bawah ini: Video: JIIPE, Positioning Strategis Industri Transisi dan Energi Terbarukan Artikel berikutnya RI menjadi produsen tembaga katoda terbesar #5