Jakarta, ILLINI NEWS – Produksi hilir nikel dalam negeri terus meningkat. Bahkan, saat ini ada investor asal China yang juga mengusulkan pembangunan kawasan industri nikel terintegrasi di Sulawesi Tenggara, dengan perkiraan nilai investasi sebesar USD 10,5 miliar atau sekitar Rp 164,34 triliun (asumsi kurs Rp 15.651). $).
Investor Tiongkok yang dimaksud adalah CNGR Ding Xing New Energy.
Magdalena Veronika, Direktur Humas CNGR Indonesia, mengungkapkan rencana tersebut sudah tertulis dalam dokumen nasional.
“Jadi tahap detailnya banyak. Saya tidak bisa kasih satu per satu dan itu bukan bidang keahlian saya. Tapi yang bisa kami pastikan investasinya bisa sampai US$ 10,5 miliar,” jelasnya. diskusi di Direktorat Jenderal Kementerian Sumber Daya Mineral dan Batubara di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Veronika mengatakan proyek pengembangan kawasan industri CNGR berlokasi di Konaw Utara, Sulawesi Tenggara dengan nama PT Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara.
Ia mengatakan, rencana pembukaan kawasan industri baru seluas 3.000-5.000 hektare dan akan diajukan untuk dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Makanya panggung karena luas kawasan industrinya kurang lebih 3.000-5.000 (hektar),” jelasnya.
Lebih rinci, Veronika menjelaskan, rencana pendirian kawasan industri baru ini terbagi dalam tiga tahap. Menurut perkiraan, proyek tersebut bisa selesai setidaknya dalam 15 tahun.
“Langkah-langkah proses yang ingin kita ciptakan itu ada. Mulai dari pengolahan mineral di hulu, lalu ke material lanjutan. Lalu dilanjutkan dengan hidrogen,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Veronika, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pemerintah khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Investasi dan Hilir agar proyek tersebut dapat selesai.
“Karena kita di sektor manufaktur, kita bawa supply chainnya ke Indonesia. Selama ini lebih dari 50% aset kita ada di Indonesia. Itu semua untuk melengkapi supply chain kita sampai ke bahan bakunya,” ujarnya.
Perlu diketahui, CNGR merupakan perusahaan produsen nikel yang produk logam nikelnya telah dicatatkan dan diperdagangkan di London Metal Exchange (LME) dengan simbol “DX-zwdx” sejak Mei 2024.
Nikel dengan kemurnian 99,8% nikel diproduksi oleh PT CNGR Ding Xing New Energy, perusahaan patungan grup bahan baterai Tiongkok CNGR Advanced Material Co. dan Rigqueza International PTE Ltd.
Produk utama perseroan adalah nikel elektrolitik yang berasal dari smelter Indonesia Morowal Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah. Mereka memproduksi 50.000 ton lembaran logam padat dengan spesifikasi ini setiap tahunnya.
(wia) Simak video di bawah ini: Video: Tambang RI Dilelang, Ada yang Tak Dijual dan Ditarik KPK Artikel Berikutnya RI Hadapi Keruntuhan Durian Berbahan Bakar Nikel Rp 640 Triliun di 2023, Kata Luhut