JAKARTA, ILLINI NEWS – Penyederhanaan transisi energi di sektor pertanian memerlukan investasi berupa penelitian yang andal. Hal itu disampaikan Rektor IPB Arif Satria pada Rakornas REPNAS 2024 yang digelar di Jakarta, Senin (14/10/2024). Menurutnya, penelitian di Indonesia masih terbatas dibandingkan Thailand dan negara ASEAN lainnya.
“Riset kita masih tergolong terbatas karena riset adalah landasan segalanya, termasuk inovasi, peningkatan produktivitas, dan pengembangan riset,” kata Arif.
Jika penelitiannya kuat, maka infrastruktur penelitian terkait seperti laboratorium juga akan kuat, diiringi dengan pola pikir peneliti sehingga penelitian tersebut berdampak lebih luas.
“Jadi, jika pemerintah mengambil kebijakan strategis bahwa transisi pangan dan energi adalah dua hal yang harus diusung, mau tidak mau arah penelitian harus mengarah ke sana. Untuk itu, peneliti dan pengusaha harus duduk bersama,” jelas Arif.
Ia menekankan, peneliti dan pasar harus duduk bersama untuk membahas topik penelitian yang harus diupayakan. Menurutnya, hingga saat ini sulit mencari jalan tengah antara peneliti dan dunia industri karena adanya egoisme di segala bidang.
“Jadi menjembatani dunia industri dengan dunia akademisi atau peneliti berarti duduk bersama dan menciptakan penelitian yang kolaboratif,” ujarnya.
(hura/hura) Simak video di bawah ini: Video: Penetrasi Kendaraan Listrik Meningkat, Produsen Cari Insentif Lagi Artikel Berikutnya Penjelasan dan Temuan BRIN Terkait Riset Efek “Obat” Kratom